Bakteri – Pengertian, Penyebab Infeksi, Klasifikasi dan Jenis-jenis Bakteri

Bakteri adalah orgasnime bersel satu, salah satu bentuk kehidupan dengan populasi terbanyak di Bumi. Mikroorganisme ini ada dimana-mana, seperti di tanah, air, udara, hingga di dalam tubuh setiap manusia dan hewan. Kebanyakan bakteri tidak berbahaya, bahkan bermanfaat untuk kesehatan.
Intip saja koloni bakteri dalam usus dan vagina wanita, yang bertugas menjaga fungsi kedua organ tubuh tersebut tetap berjalan optimal. Namun di luar itu, beberapa bakteri adalah biang keladi penyebab penyakit. Infeksi bakteri bisa ringan sampai berat yang menyebabkan kematian. Misalnya seperti tuberkulosis dan kolera.

Penasarankah Anda bagaimana bakteri bisa menyebar dan menyebabkan penyakit, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? pada pembahasan kali ini kita akan membahas mulai dari Pengertian, Penyebab Infeksi, Klasifikasi dan Jenis-jenis Bakteri. Simak terus di artikel ini.

Pengertian Bakteri

Bakteri berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat ditemukan di air, tanah, bahkan di dalam tubuh manusia. Beberapa jenis bakteri bermanfaat dan dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, ada juga beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Bakteri berbeda dengan virus. Bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan berkembang biak, sedangkan virus membutuhkannya. Maka dari itu, proses diagnosis dan penanganan infeksi bakteri dan infeksi virus dapat berbeda.

Penyebab Infeksi Bakteri

nfeksi bakteri terjadi ketika bakteri yang merugikan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak dengan cepat. Bakteri tersebut dapat menginfeksi organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, ginjal, bahkan otak.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri:

Anthraks, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi
Demam Q, yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii
Demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A
Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
Pneumonia, yang dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae
Vaginosis, yang disebabkan oleh bakteri anaerobes
Meningitis, yang dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe B, Neisseria meningitidis, atau Listeria monocytogenes
Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
Infeksi bakteri dapat menular melalui berbagai cara, yaitu:

Secara langsung
Penularan bakteri dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan penderita infeksi. Kontak tersebut dapat terjadi melalui hubungan seksual, ciuman, serta percikan dahak dari batuk atau bersin. Ibu hamil juga dapat menularkan bakteri ke janin yang dikandungnya melalui plasenta atau kontak dengan jalan lahir saat persalinan.
Secara tidak langsung
Bakteri dapat tertinggal pada benda, seperti handuk, meja, atau gagang pintu. Bakteri di benda tersebut bisa berpindah ketika orang lain menyentuh benda tersebut kemudian menyentuh mata, mulut, atau hidung, sebelum mencuci tangan terlebih dahulu.
Makanan atau minuman
Bakteri dapat ke luar melalui tinja dan mencemari makanan atau minuman, kemudian menginfeksi seseorang yang mengonsumsi makanan atau minuman tersebut. Jenis bakteri yang menular melalui makanan adalah Salmonella typhii yang menyebabkan tipes.
Gigitan hewan
Hewan dapat menjadi perantara penularan bakteri, misalnya pada penyakit Lyme, yang ditularkan oleh gigitan kutu.

Klasifikasi Bakteri

Berdasarkan cara memperoleh makanannya
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri heterotrof.

Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat bahan organik dari bahan-bahan anorganik. Untuk membuat bahan organik, diperlukan energi. Beberapa bakteri memperoleh energi dari cahaya sehingga disebut bakteri fotoautotrof. Bakteri fotoautotrof juga memiliki pigmen untuk fotosintesis.

Jika pada tumbuhan hijau kita kenal pigmen klorofil, pada bakteri pigmen untuk fotosintesis disebut bakterioklorofil (yang bewarna hijau) dan bakteriopurpurin (bewarna ungu atau merah). Contoh bakteri fotoautrotof adalah Rhodobacter. Bakteri lainnya memperoleh energi dari reaksi pemecahan senyawa kimia sehingga disebut bakteri kemoautotrof. Contoh bakteri kemoautotrof adalah Nitrosomonas dan Nitrobacter.

Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof tidak dapat membuat bahan organik. Bakteri ini memperoleh makanan dari bahan-bahan organik yang ada di sekitarnya dengan cara menguraikan sisa-sisa tubuh organisme lain. Di dalam tanah, hasil penguraian bahan-bahan organik adalah bahan-bahan anorganik yang berupa mineral-mineral. Mineral-mineral tersebut diperlukan oleh tubuh sebagai unsur hara.

Untuk menguraikan bahan-bahan organik tersebut, beberapa bakteri heterotrof menggunakan energi yang diperoleh dari reaksi pemecahan senyawa kimia. Bakteri tersebut dinamakan bakteri kemoheterotrof.

Bakteri heterotrof dapat pula mengakibatkan pembusukan pada makanan kita. Upaya mengawetkan makanan adalah dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri heterotrof pada bahan makanan, misalnya pengeringan, pemanasan, pengasapan, pembekuan, pendinginan, dan pengalengan. Bakteri heterotrof lainnya ada yang bersifat patogen, yaitu dapat menyebabkan penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Contohnya adalah Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks hewan ternak dan manusia.

Berdasarkan Kebutuhan Oksigennya
Bakteri melakukan respirasi untuk menghasilkan energi. Untuk keperluan reaksi respirasi, biasanya diperlukan senyawa oksigen. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob, dan bakteri mikroaerofil.

Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang hanya tumbuh apabila ada oksigen. Jika tidak ada oksigen, bakteri ini akan mati. Contoh bakteri aerob adalah Thiobacillus.

Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob dibedakan menjadi anaerob obligat dan anaerob fakultatif. Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tumbuh tanpa adanya oksigen bebas. Jika ada oksigen bebas, bakteri akan mati, contohnya Clostriduium. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat tumbuh, baik ada oksigen maupun tanpa oksigen bebas, contoh Eschericia Coli dan Salmonella.

Bakteri Mikroaerofil
Bakteri mikroaerofil adalah bakteri yang tumbuh jika ada oksigen bebas dalam jumlah sedikit (> 0,2 atmosfer), contohnya Spirillum minus.

Berdasarkan Suhu untuk Pertumbuhannya
Pertumbuhan bakteri juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Tiap jenis bakteri memiliki suhu pertumbuhan yang berbeda antara satu dan lainnya. Berdasarkan suhu untuk pertumbuhannya, bakteri dibedakan menjadi bakteri psikofil, mesofil, termofil, dan hipertermofil.

Bakteri Psikrofil
Bakteri Psikrofil hidup dan tumbuh pada suhu rendah,yaitu antara 0 – 30. Bakteri ini banyak terdapat di dasar lautan, di daerah kutub, dan juga pada bahan makanan menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun danatau menjadi busuk.

Bakteri Mesofil
Bakteri jenis ini hidup dan tumbuh pada suhu 25 – 40 C. Bakteri mesofil banyak terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata. Salah satu contoh bakteri mesofil adalah Escherichia coli.

Bakteri Termofil
Bakteri yang mampu hidup dan tumbuh pada suhu 45 -75 C disebut bakteri termofil. Bakteri ini dapat ditemukan di tempat-tempat yang bersuhu tinggi, misalnya tempat pembuatan kompos. Selain itu,bakteri termofil juga ditemukan pada suhu, tanah, dan air laut.

Bakteri Hipertermofil
Bakteri hipertermofil hidup dan tumbuh pada suhu di atas 75 C, misalnya di mata air panas. Beberapa bakteri bahkan dapat hidup pada suhu di atas 100 C.

Bakteri-bakteri termofil dan hipertermofil sekarang banyak dicari oleh para ahlui bioteknologi karena dapat menghasilkan enzim-enzim penting yang digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan.

Berdasarkan Struktur Kimia Dinding Selnya
Biasanya untuk keperluan identifikasi, bakteri harus di beri warna menggunakan suatu teknik pewarnaan Gram. Teknik ini pertama kali di gunakan pada 1884 oleh Hans Christian Gramuntuk membedakan dua jenis bakteri, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Pengelompokan tersebut berdasarkan perbedaan struktur kimia dinding selnya.

Bakteri Gram Positif
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun atas lapisan peptidoglikan yang relatif tebal dan mengandung asam teikoat. Bakteri jenis ini lebih rentan terhadap antibiotik penisilin, tetapi lebih resisten terhadap gangguan fisik. Contoh bakteri Gram positif adalah bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Strepcoccus.

Bakteri-Gram-Positif

Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna krisktal violet dan karenanya akan tampak bewarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun bakteri gram negates akan kehilangan zat Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat warna air tochsin atau safranin akan tampak merah. Perbedaan warna ini disebabkan olh perbedaan struktur kimiawi dinding selnya.

Adakala suatu perlu diwarnai dua kali setelah zat warna yang pertama (ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alkohol, kemudian ditumpangi dngan zat warna yang berlainan, yaitu dngan zat warna merah. Jika sediaan itu kemudian kita cuci dengan air lau dengan alkohol maka dua kemungkinan dapat terjadi. Pertama, zat tambahan terhapus, sehingga yang tampak ialah zat warna asli (ungu). Dalam hal ini sediaan (bakteri) kita sebut gram positif. Kedua zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Dalam hal ini sediaan (bakteri) jika kita katakana gram negatif (Dwioseputro, 1984).

Ciri-ciri bakteri gram positif:
Struktur dindingnya tebal
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol. ( Suriawieia, 2002)

Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Gram Positif:
Staphylococus :penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis
Streptococus : penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi
Enterococus : penyebab enteritis
Listeria : penyebab listeriosis
Basillus :penyebab anthrax ( Basillus antharx)
Clostridium : penyebab tetanus ( Clostridium tetani), botulisme
Mycobacterium :penyebab tuberkulosa, difteri
Mycoplasma : penyebab jerawat, peumonia
Bakteri Gram Negatif
Dinding sel bakteri Gram negatif terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun atas lipopolisakarida dan protein, sedangkan lapisan dalam tersusun atas peptidoglikan. Dinding selnya tidak mengandung asam teikoat. Bakteri Gram negatif resistan terhadap antibiotik penisilin, tetapi kurang resisten terhadap gangguan fisik. Salmonella, Escherichia, Azotobacter, dan Acetobacter adalah contoh dari bakteri Gram negatif.

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metal ungu gelap. Setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatifnya tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna menimbal di tambahkan setelah metal ungu yang membuat semua bakteri gram negative, menjadi berwrna merah, atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

Jenis-jenis Bakteri

Jenis-Jenis Bakteri berdasarkan bentuknya.

Bentuk batang (Basil).
Bakteri bentuk batang dikenal sebagai basil (berasal dari kata bacillus yang berarti batang). Bentuk ini dapat dibedakan.

Basil tunggal, bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh: Salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichiacoli bakteri yang terdapat pada usus dan Lactobacillus.

Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.

Streptobasil yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang berbetuk rantai, misalBacillus anthracis penyebab penyakit antraks, Streptpbacillus moniliformis, Azotobacter, bakteri pengikat nitrogen.

Bentuk Bulat (Kokus).
Bakteri berbentuk bulat (bola) atau kokus dapat dibedakan yaitu:

Monokokus yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misal Monococcus gonorhoe penyebab penyakit kencing nanah.
Diplokokus yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua, misal Diplococcus pneumoniae penyebab penyakit pneumonia (radang, paru-paru).
Sarcina yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat membentuk kubus, misal Sarcina luten.
Streptokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang berbentuk rantai, misal Streptococcus lactis, Streptococcus pyogenes penyebab sakit tenggorokan dan Streptococcus thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur, misal Stafilokokus aureus, penyebab penyakit radang paru-paru.

Bentuk Spiral.

Ada tiga macam bakteri bantuk spiral yaitu:

  1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum.
  2. Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna misal Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
  3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang dapat bergerak misal: Spirochaeta palida, penyebab penyakit sifilis.

Demikian info kali ini terkait Bakteri – Pengertian, Penyebab Infeksi, Klasifikasi dan Jenis-jenis Bakteri. semoga apa yang di jabarkan di artikel ini dapat bermanfaat dan para pembaca dapat mengetahui tentang Bakteri itu sendiri.  Terima Kasih