Catatan Kaki – Pengertian, Fungsi, Tujuan, Prinsip, Jenis-jenis dan Cara penulisan

Hai kawan-kawan, pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang Catatan Kaki – Pengertian, Fungsi, Tujuan, Prinsip, Jenis-jenis dan Cara penulisan. apa itu catatan Kaki??? nah pada kesempatan ini kita akan mengulas tentang catatan kaki, yuk kita simak secara lengkap dibawah ini :

Pengertian Catatan Kaki

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau macam itu disebut saja keterangan.
Seperti telah diuraikan di atas (lihat kutipan), semua kutipan, entah kutipan langsung maupun kutipan tak langsung, harus dijelaskan mengenai sumber asalnya daiam sebuah catatan kaki, kalau memang cara ini yang dipergunakan.

Catatan kaki adalah catatan yang berada di bagian bawah dari halaman karya ilmiah. Fungsi catatan kaki adalah sebagai tempat pencantuman identitas sumber rujukan dari pengutipan informasi di bagian badan teks atau badan paragraf. Catatan kaki juga digunakan sebagai keterangan tambahan untuk informasi, istilah, atau nama-nama tertentu.

Catatan kaki sementara itu bukan semata-mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya sebuah kutipan, tetapi dapatjuga dipakai untuk memberi keterangan-keterangan lainnya terhadap teks. Sebab itu catatan kaki dan bagian dari teks yang akan diberi penjelasan itu terdapat suatu hubungan yang sangat erat.
Hubungan antara catatan kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama, baik yang terdapat daiam teks maupun yang terdapat daiam catatan kaki itu sendiri.
Selain mempergunakan nomor-nomor penunjukan, hubungan itu kadang-kadang dinyatakan pula dengan mempergunakan tanda asterik atau tanda bintang [*], dan kadang-kadang dengan mempergunakan tanda salib pada halaman yang bersangkutan. Bila pada halaman yang sama terdapat dua catatan atau lebih, maka dipergunakan satu tanda asterik atau salib untuk catatan yang periama, dan dua tanda untuk catatan yang kedua, dan seterusnya.

Dalam penulisan footnote sering dituliskan dengan simbol angka, huruf, maupun tanda kurung yang ditulis berurutan dari awal sampai seterusnya. Pemberian sumber kutipan atau informasi terkait membantu pembaca untuk mengetahui sumber kutipan dari jurnal tersebut. Penulisan catatan kaki tidak hanya digunakan pada jurnal atau karya ilmiah, namun juga digunakan pada buku serta novel.
Mungkin banyak yang bertanya lau apakah perbedaan dari footnote dan catatan kaki? Pada bagian ini dari kedua hal tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pada daftar pustaka berisi kutipan sumber yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan dituliskan pada bagian belakang buku maupun jurnal. Sedangkan pada catatan kaki memberikan kutipan sumber yang dilakukan atau dituliskan pada bagian bawah dari lembar atau bab tersebut.

Fungsi Catatan Kaki

Berikut ini terdapat beberapa fungsi catatan kaki, terdiri atas:

Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut Hatikah, Tika dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia Jilid 2A. Jakarta: Grafindo
Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi ataucontent footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata‐kata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.

Tujuan Catatan Kaki

Lepas dari persoalan hubungan antara kutipan dan catatan yang dinyatakan secara formal dengan tanda-tanda itu, kita akan bertanya, apa sebenarnya tujuan sebuah catatan kaki? Tujuan catatan kaki di sini tentu tidak akan terlepas dari kaitannya dengan isi Teks yang akan di beri penjelasan itu.

Pada dasarnya sebuah catatan kaki dibuat untuk maksud- maksud berikut:

1. Untuk Menyusun Pembuktian
Semua dalil atau pernyataan yang penting, yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian- pembuktian. Pembuktian itu dapat dibeberkan dalam teks, dapat pula dimasukkan dalam catatan kaki, atau kedua-duanya.
Khususnya dalam hal ini, kita menunjukkan kembali kebenaran- kebenaran yang pemah dicapai oleh seorang pengarang lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya. Sebab itu referensi atau penunjukan dalam catatan kaki itu dimaksudkan untuk me¬nunjukkan tempat atau sumber di mana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.

2. Menyatakan Utang Budi
Di samping tujuan pertama di atas, penunjukan sumber pada catatan kaki dimaksudkan pula untuk menyatakan utang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya.
Sebuah catatan kaki wajib dibuat untuk setiap dalil, pendapat atau pernyataan yang penting, atau bagi setiap kesimpulan yang dipinjam dari pengarang lain, entah pinjaman itu berupa kutipan langsung atau kutipan tak langsung.
Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu, sekurang-kurangnya kita telah menyatakan utang budi kita kepadanya. Sebaliknya semua hal yang umum, yang sudah diketahui oleh semua orang atau semua pembaca, tidak periu diberi catatan kaki.

3. Menyampaikan Keterangan Tambahan
Catatan kaki juga dapat dimaksudkan untuk menyampaikan sebuah keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar persoalan atau garis-garis yang diperkenankan oleh teks.
Prinsip yang umum untuk hal ini adalah bahwa gerak atau laju dari teks karangan tidak boleh diganggu oleh referensi atau keterangan tambahan. Sebab itu keterangan-keterangan tambahan yang dimaksud untuk memperkuat teks karangan, dapat berbentuk:
Menyampaikan inti atau sari sebuah fragmen yang dipinjam;
Menyampaikan uraian teknis, keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks;
enyampaikan materi-materi penjelas yang kurang penting, seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang bertentangan.

4. Merujuk Bagian Lain dari Teks
Di samping itu catatan kaki dapat gunakan untuk menyediakan referensi untuk bagian-bagian lain dari tulisan tersebut. Dalam bagian ini, penulis misalnya memberi catatan untuk melihat atau memeriksa uraian pada halaman atau bab lain sebelumnya, atau halaman-halaman atau bab lain yang akan diuraikan kemudian.
Begitu juga penunjukan kepada Apendiks atau Lampiran hafus melalui catatan kaki. Untuk rnaksud ini seeing dijumpai singkatan-singkatan seperti: cf atau conf, yang berarti bandingkan dengan, utsupra yang berarti seperti di atas, infra yang berarti di bawah, dsb.

Prinsip Membuat Catatan Kaki

Untuk membuat sebuah catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut :

  1. Hubungan Catatan Kaki dan Teks
    Seperti sudah dikemukakan di atas, hubungan antara ke- terangan pada catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan mempergunakan nomor urut penunjukan baik yang terdapat dalam teks maupun yang terdapat pada catatan kaki. Baik nomor penunjukan dalam teks maupun nomor penunjukan pada catatan kaki selalu ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
  2. Nomor Urut Penunjukan
    Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah bagaimapa menuliskan nomor urut penunjukan. Sama sekali tidak praktis untuk mulai nomor urut yang baru pada tiap halaman. Dalam hal yang demikian lebih baik mempergunakan tanda asterik atau tanda salib. Bila mempergunakan nomor urut, maka sebaiknya nomor urut itu berlaku untuk tiap bab, atau untuk seluruh karangan. Pemakaian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab, atau yang berlaku untuk seluruh karangan, masing-masing mempunyai konsekuensi sendiri-sendiri.
    Jika nomor urut penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab, maka konsekuensi yang pertama adalah bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan nomor urut berikuinya sampai pada akhir bab.
    Konsekuensi yang kedua adalah bahwa nama pengarang dan sumber yang untuk pertama kali disebut dalam satu bab, harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam bab tersebut akan memper¬gunakan singkatan Ibid., atau nama singkat pengarang dengan singkatan Op.cit., atau Loc.cit.
    Sebaliknya bila nomor penunjukan itu berlaku untuk seluruh karangan, maka penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutan yang pertama kali. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam seluruh karangan itu akan mempergunakan singkatan Ibid., atau nama singkat.

Jenis-Jenis Catatan Kaki

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis catatan kaki, terdiri atas:

  1. Catatan kaki untuk buku
    Dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal capital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid, dan nomor cetakan (kalau ada), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
  2. Catatan kaki untuk artikel dan majalah
    dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya.

Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Teknik Penulisan Catatan Kaki

Berikut ini terdapat beberapa teknik penulisan catatan kaki, terdiri atas:

  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.

Demikian info kali ini tentang Catatan Kaki – Pengertian, Fungsi, Tujuan, Prinsip, Jenis-jenis dan Cara penulisan. semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya