Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat berkunjung di artikel terbaru kami di Lazuare.com dan pada pembahasan kali adalah mengenai tentang Afiksasi dengan pernjabaran tentang Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis, Proses dan Contoh Afiksasi. Setelah teman-teman membaca artikel ini, kami harap teman-teman bisa mendapatkan apa yang ingin diketahui mengenai tentang Afiksasi.
Apa yang dimaksud dengan afiksasi? Dan bagaimana contoh afiksasi? Afiksasi merupakan unsur yang penting dalam pembentukan kata dan menjadi pokok untuk pembentukan kata yang baru. Arti afiksasi penting untuk dipelajari agar kita bisa mengetahui tentang bagaimana penyusunan kata dan kalimat yang baik dan benar.
Selain itu kita juga bisa mengetahui jenisnya dan contoh dalam penggunaannya, sebab dengan mengetahui cara penyusunan kata yang baik dan benar, maka penggunaan bahasa yang disampaikan akan lebih jelas maknanya.
Pengertian Afiksasi
Definisi afiksasi adalah pengimbuhan yang diberikan pada sebuah kata dalam proses pembentukan kata. Pembentukan kata ini disusun dengan afiks (imbuhan) yang ditambahkan pada kata dasar, baik itu untuk bentuk tunggal ataupun kompleks, dan unsur imbuhan dalam afiksasi disebut dengan Afiks.
Afiks bisa ditambahkan pada awal, akhir, ataupun tengah pada kata dasar dan disesuaikan penempatannya. Ada beberapa afiks yang apabila ditambahkan pada kata dasar maka akan menyebabkan perubahan makna gramatikal. Misalnya saja pada kata dasar “Komunikasi” jika diberikan imbuhan “Ber-“ maka akan menjadi “Berkomunikasi” yang berarti sedang melakukan proses komunikasi.
Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Berikut ini adalah beberapa pengertian afiksasi menurut para pakar. Menurut Chaer (1994: 177) “afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata”. Kemudian Yasin (1987: 50) mengatakan afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata.
Kesamaan pengertian afiksasi menurut para ahli yang dikembangkan di atas yaitu proses pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah sebuah proses penambahan afiks di dalam kata dasar sehingga membentuk kata baru.
Ciri-ciri Afiksasi
Hasil dari proses afiksasi disebut kata berimbuhan. Bagaimana kita dapat mengidentifikasi bahwa kata tersebut merupakan kata berimbuhan? Berikut ciri-ciri kata berimbuhan hasil proses afiksasi sebagai berikut:
- Kata berimbuhan ialah kata yang terdiri atas lebih dari satu morfem (polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
- Kata berimbuhan ialah kaya yang mempunyai makna gramatikal atau makna gramatis.
- Kata berimbuhan ialah yang dalam proses terjadinya kata itu terjadi pula perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.
Jenis-jenis Afiksasi
Jika dilihat pada penetapannya, afiksasi sendiri dibagi ke dalam beberapa jenis. Di antaranya adalah :
1.) Prefiks (awalan)
Afiks yang ditempatkan di depan kata dasar.
Contoh: ber-, meN-, se-, per-, pe-, dan ter-.
2.) Infiks (sisipan)
Afiks yang di tempatkan di dalam bentuk dasar.
Contoh: -el-, -er-, -em-, dan -in-.
3.) Sufiks (akhiran)
Afiks yang diletakakan di belakang bentuk dasar.
Contoh: -an, -kan, -i.
4.) Simulfik
Afiks ini dimanifestasikansikan dengan sifat segmentasegmenta yang dicampur dengan bentuk dasar. Fungsi simulfiks adalah untuk membentuk verba dan menyebarkan nomina, adjektiva hingga kelas kata yang lainnya.
Contoh berikut terdapat dalam bahasa Indonesia nonstandar: kopi menjadi ngopi, cabit menjadi nyabit, soto menjadi nyoto, santai menjadi nyantai, satai menjadi nyatai.
5.) Konfiks
Afiks ini terdiri dari dua unsur yaitu di depan dan di belakang dengan bentuk dasar dan berfungsi menjadi moferm.
Konfiks harus dibedakan dengan kombinasi afiks (imbuhan gabung). Konfiks sendiri ialah satu morfem dengan satu makna gramatikal.
Contoh :
1.) ke – an
2.) penN – an
3.) ber – an
6.) Kombinasi Afiks (imbuhan gabung)
Afiks ini merupakan kombinasi dari dua afiks atau lebih yang digabungkan bersama bentuk dasar. Bisa dibilang afiks ini bukan jenis afiks yang sangat khusus, namun hanya gabungan dari beberapa afiks saja. Sehingga memiliki bentuk makna gramatikalnya sendiri.
Perhatikan contoh dalam tabel berikut :
Bentuk dasar Afiks Hasil
Kenal Sufiks –kan Kenalkan
Kenalkan Prefiks per- Perkenalkan
Perkenalkan Prefiks meN- Memperkenalkan
Kombinasi afiks di dalam bahasa Indonesai contohnya :
– meN-kan
– meN-I
– memper-kan
– memper-i
– ber-kan
– ter-kan
– per-kan
– peN-an
– se-nya
7.) Suprafiks atau Superfiks
Merupakan afiks yang dimanifestasikan dengan sifat suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmenta. Afiks ini sebenarnya tidak ada di dalam bahasa Indonesia.
8.) Interfiks
Afiks ini adalah afiks yang muncul antara dua unsure yakni dalam bahasa Indonesia interfiks ini berupa kata kata dalam bentuk baru. Contoh interfiks – n – dan – o – dalam gabungan Indonesia dan logi yang akan menjadi Indonesianologi.
9.) Transfiks
Adalah jenis afiks yang membuat bentuk dasar menjadi terbagi dalam beberapa bahasa. Seperti bahasa Arab dan Afro – Asiatika. Contoh akar ktb yang diberikan transfiks a-a, l-a, a-l dan lainnya akan menjadi ‘katab’ yang artinya ‘ia menulis’, kitab yang artinya ‘buku’ dan katib yang artinya ‘penulis’.
Jenis Afiks Berdasarkan Asal Mula
Dalam bahasa Indonesia, Afiks dapat dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan pada asal mulanya, berikut penjelasannya :
1). Afiks Asli
Afiks ini adalah afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia.
Contohnya :
– meN-
– ber-
– ter-
– -el-
– -em-
– -er-
– -I,
– -kan
2). Afiks Serapan
Afiks ini adalah afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah. Misalnya :
– -man
– -wan
– -isme
– -isasi
Proses Afiksasi
Proses terjadinya akfiksasi khusus untuk me –, terdiri atas:
1. me – + [Kata Dasar] –> kata dasar yang berawalan huruf “t” akan digantikan menjadi huruf “n”.
Contoh :
me – + tulis = menulis
me – + tali = menali
me – + tari = menari
2. me – + [Kata Dasar] –> kata dasar yang berawalan huruf “s” akan digantikan menjadi huruf “ny”.
Contoh :
me – + sapu = menyapu
me – + santap = menyantap
me – + salin = menyalin
3. me – + [Kata Dasar] –> kata dasar yang berawalan huruf “k” akan digantikan menjadi huruf “ng”.
Contoh :
me – + kaji = mengaji
me – + kunci = mengunci
*namun berbeda dengan kata asing (non-EYD) yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia, huruf /k/ tetap.
me – + konversi = mengkonversi
4. me – + [Kata Dasar] –> kata dasar yang berawalan huruf “p” akan digantikan menjadi huruf “m”.
Contoh :
me – + pesona = memesona
me – + paku = memaku
5. me – + [Kata Dasar] –> kata dasar yang berawalan huruf “c” akan digantikan menjadi huruf “ c”.
Contoh :
me – + cuci = mencuci
me – + cari = mencari
me – + curi = mencuri
Contoh Aktivasi
Terdapat beberapa macam-macam afiksasi dalam bahasa Indonesia, yaitu prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks, dan simulfiks.
1. Prefiks (Awalan)
Prefiks merupakan salah satu jenis afiksasi yang produktif. Pengertian prefiks atau awalan adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar. Berikut ini diuraikan jenis-jenis prefiks dalam bahasa Indonesia yang meliputi prefiks {ber-}, {per-}, {ke-}, {se-}, {peN-}, {di-}, {meN-}, dan {ter-}.
Contoh Prefiks:
{ber-}
ber- + kerja = bekerja
ber- + main = bermain
ber- + ajar = belajar
{ke-}
ke- + satu = kesatu
ke- + hendak = kehendak
ke- + kasih = kekasih
ke- + tahu = ketahu
{se-}
se- + rumah = serumah
se- + minggu = seminggu
se- + luas = seluas
se- + belum = sebelum
{peN-}
peN- + ambil = pengambil
peN- + garap = penggarap
peN- + makan = pemakan
peN- + latih = pelatih
peN- + datang = pendatang
peN- + jual = penjual
peN- + pukul = pemukul
peN- + sayang = penyayang
peN- + bom = pengebom
{di-}
Dia ditangkap polisi tadi malam.
Adik sedang belajar di perpustakaan.
Pada kalimat di atas, di- pada kata ditangkap adalah sebuah prefiks, sedangkan di- pada kata di perpustakaan merupakan sebuah kata depan.
{meN-}
meN- + ambil = mengambil
meN- + latih = melatih
meN- + tanam = menanam
meN- + fitnah = memfitnah
meN- + jawab = menjawab
meN- + tik = mengetik
{ter-}
ter- + angkat = terangkat
ter- + kejut = terkejut
ter- + lena = terlena
ter- + rasa = terasa
ter- + rawat = terawat
2. Infiks (Sisipan)
Pengertian infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar. Infiksasi dalam bahasa Indonesia kini sudah tidak produktif lagi. Pembubuhan infiks tersebut di antara konsonan dan vokal pada suku pertama kata dasar.
Pemakaian infiks dalam bahasa Indonesia hanya terbatas pada kata-kata tertentu. Infiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah {-el-}, {-em-}. {-er-}, dan {-in-}.
Contoh Infiks:
{-el-}
Telunjuk gadis itu luka tergores pisau.
Anak itu sedang bermain dengan gelembung-gelembung sabun.
{-em-}
Setiap hari aku mendengar gemerincing delman lewat di depan rumahku.
Anak itu gemetar ketakutan ketika ketahuan mencuri.
{-er-}
Seruling itu terbuat dari bambu.
Gerigi gergaji itu sudah tumpul.
{-in-}
Kita harus menjaga kesinambungan antara kedua pernyataan itu.
3. Sufiks (Akhiran)
Pengertian sufiks adalah morfem terikat yang ditempatkan di bagian belakang kata. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Putrayasa yang menyatakan sufiks atau akhiran adalah morfem terikat yang diletakkan di belakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata.
Kridalaksana menyebutkan sufiks-sufiks dalam bahasa Indonesia yaitu sufiks {-an}, {-i}, {-kan}, {-nya}, {-in}, {-al}, {-il}, {-iah}, {-fi}, {-ik}, {-is}, {-istis}, {-at}, {-si}, {-ika}, {-ir}, {-ur}, {-ris}, {-us}, {-isme}, {-is}, {-isasi}, {-isida}, {-ita}, {-or}, dan {-tas}.
Selain sufiks-sufiks di atas, terdapat pula sufiks serapan lain, seperti {-man, {-wan}, dan {-wati}.
Contoh Sufiks:
{-an}
Seluruh daratan Eropa sudah dikuasai tentara sekutu.
Ia pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.
{-i}
Tentara itu menembaki benteng musuh.
Desa yang akan kita kunjungi berada di balik bukit itu.
{-kan}
Tolong bukakan pintunya.
Jangan bidikkan pistol itu kepadaku.
4. Konfiks
Pengertian konfiks adalah kesatuan afiks yang secara bersama-sama membentuk sebuah kelas kata. Konfiks diimbuhkan secara serentak atau bersamaan pada bentuk dasar. Konfiks adalah satu morfem dengan satu makna gramatikal.
Berikut ini akan diuraikan konfiks-konfiks dalam bahasa Indonesia, yang meliputi konfiks {ke-an}, {per-an}, {peN-an}, {ber-an}, {ber-kan}, dan {se-nya}.
Contoh Konfiks:
{ke-an}
Kenakalan
{per-an} -> {pe-an} {pe-lan}
Perdagangan, petanian, perkotaan, pertokoan, perindustrian.
Pegunungan, pedalaman, pedesaan.
Pelajaran.
{peN-an} -> {pe-an}, {pem-an}, {pen-an}, {peny-an}, {peng-an} dan {penge-an}.
Pelarian, perawatan, penantian.
Pembinaan, pemisahan, pemotongan.
Penjualan, pencegahan, pencarian.
Penyaringan, penyetoran, penyusunan.
Pengiriman, penghabisan, pengairan.
Pengetikan, pengelasan, pengesahan.
{ber-an}
Bermunculan.
{ber-kan}
Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila.
{se-nya}
Sepenuh-penuhnya, serajin-rajinnya, sekuat-kuatnya, setinggi-tingginya.
5. Simulfiks
Simulfiks adalah gabungan dari dua macam imbuhan atau lebih yang tiap-tiap unsurnya tetap mempertahankan arti dan fungsinya masing-masing.
Contoh Simulfiks:
{meN-kan}
meN + tiru + kan = menirukan
meN + cerita + kan = menceritakan
meN + terang + kan = menerangkan
{meN-i)
meN + sebrang + i = menyebrangi
meN + nikah + i = menikahi
Itulah tadi pembahasan lengkap kami tentang Afiksasi, Semoga artikel tentang Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis, Proses dan Contoh Afiksasi yang telah kami berikan bisa memberi manfaat kepada teman-teman semua. Terima Kasih dan sampai jumpa di artikel Lazuare.com lainnya.