Pada pertemuan kali ini kami akan membahas tentang Contoh Teks Negosiasi. Nah, untuk pembahasan lebih lengkapnya yuk simak penjelasan dibawah ini.
Contoh Teks Negosiasi
Berikut ini terdapat beberapa contoh teks negosiasi, antara lain sebagai berikut:
1. Contoh Teks Negosiasi Bisnis
Proses Peminjaman Uang di Bank
Pegawai Bank: “Selamat pagi pak, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?”
Nasabah: “Selamat pagi bu. Ya, terimakasih.”
Nasabah: “Begini bu, saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang untuk usaha ikan lele saya.”
Pegawai Bank: “Maaf, bisa saya lihat proposalnya?”
Nasabah: “Ini bu, silahkan.”
Pegawai bank: “Sebenarnya, proposal bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah. Cuma kami dari
pihak bank tidak bisa memenuhi permintaan dana sebesar 500 juta.”
Nasabah: “Jadi, kira-kira pihak bank mampu memberikan berapa bu?”
Pegawai Bank: “Setelah saya hitung, kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak, dengan bunga 4 %.”
Nasabah: “Tidak bisa ditambah lagi bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses, pesanan ikan lele ke kami dari seluruh Indonesia.”
Nasabah: “Dana ini rencananya akan kami gunakan untuk menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ikan lele tersebut”
Pegawai Bank: “Tunggu dulu pak, saya hitung ulang dulu”
Pegawai Bank: “Yah, sepertinya kami sanggup memberikan 350 juta”.
Nasabah: “Wah, apakah tidak bisa dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?”
Pegawai Bank: “Maaf pak, hanya segitu yang bisa kami sanggupi.”
Nasabah: “Iya deh bu, tidak apa-apa, saya setuju.”
2. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli
Jual Beli Gitar
Pembeli: “Bu saya mau beli gitar ini, berapa harganya?”
Penjual: “Kalau gitar yang itu harganya 750 ribu nak.”
Pembeli: “Harganya boleh kurang nggak bu?”
Penjual: “Hmmm, boleh. Mau nawar berapa nak?”
Pembeli: “600 ribu aja bu, gimana?”
Penjual: “Wah, harga segitu rasanya tidak bisa nak.”
Pembeli: “Kalau 625 ribu?”
Penjual: “Naikin dikit nak, 650 ribu ibu lepas gitar ini.”
Pembeli: “Iya deh bu, saya setuju, ini uangnya”
3. Contoh Teks Negosiasi Di Sekolah
Dialog Wali Kelas & Ketua Kelas
Wali Kelas: “Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Tanjung Bira, apakah semua temanmu setuju?”
Ketua Kelas: “Saya sudah berbicara dengan teman-teman bu, cuma ada usulan study wisatanya ke Pantai Marina aja bu.”
Wali Kelas: “Wah, kenapa bisa begitu?”
Ketua Kelas: “Kalau Tanjung Bira sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke sana bu. Sedangkan, Pantai Marina belum pernah sama sekali.”
Wali Kelas: “Tapi anto, ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan beliau sudah menyetujuinya”
Ketua Kelas: “Iya bu, tapi sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut jika study wisata itu dilaksanakan di Tanjung Biara.”
Wali Kelas: “Aduh, jadi gimana yah, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya.”
Ketua Kelas: “Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke kepala sekolah dan menceritakan rencana ini.”
Wali Kelas: “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau, laporkan ke ibu hasilnya”.
Ketua Kelas: “Baik bu.”
4. Contoh Teks Negosiasi Siswa
Contoh Pertama
Pagi itu, seperti biasa, Ayu berangkat sekolah sesuai jadwal yang telah disepakati antara jiwa dan raganya agar berangkat tepat waktu. Apa yang terjadi? Bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB, tetapi Ayu belum terlihat.
Ayu : “Ah, akhirnya sampai juga di sekolah.”
Bijak : “Memang kenapa baru sampai?”
Ayu : “Aku bangun kesiangan karena tadi malam mengerjakan PR Bahasa Indonesia sampai larut”
Bijak : “Apa ada PR Bahasa Indonesia?” sambil terkejut.
Ayu : “Ada, PR untuk menganalisis jenis kalimat berpredikat verba. Kamu sudah mengerjakannya?”
Bijak : “Astaga, aku benar-benar lupa.”
Ayu : “Kenapa bisa lupa? Hari ini harus sudah selesai.”
Bijak : “Tadi malam, aku sibuk menyiapkan peralatan praktikum Biologi. Aku kelelahan seharian mencari jangkrik.”
Ayu : “Oh ya. Kelompokku juga belum ada yang membawa jangkrik.”
Bijak : “Siapa yang ditugaskan membawanya?”
Ayu : “Aku sendiri.”
Bijak : “Kamu akan mencari di mana sekarang?”
Ayu : “Belum tahu. Bagaimana kalau aku minta beberapa ekor jangkrik milikmu?”
Bijak : “Enak saja. Aku sudah berjuang seharian mencari si jangkrik-jangkrik ini hingga melupakan PR Bahasa Indonesiaku.”
Ayu : “Begini saja. Kamu menyalin PR yang telah aku kerjakan, tapi dengan syarat kamu harus memberikan beberapa jangkrikmu kepadaku”
Bijak : “Bagaimana ya? Sebenarnya aku tidak rela memberikan jangkrik ini kepadamu.”
Ayu : “Kenapa tidak rela. Kamu dapat salinan PRku dan aku mendapat beberapa jangkrik darimu. Aku juga lelah menyelesaikn PR ini hingga berangkat kesiangan.”
Bijak : “Baiklah. Ini beberapa jangkrik untukmu. Mana PR mu?”
Ayu : “Ini PRku. Jangan sampai kamu rusak.”
Bijak : “Oke, beres.”
Ayu : “Nanti kembalikan ke mejaku lagi ya!”
Bijak : “Tenang saja.”
Dengan kecepatan tinggi, Bijak menyalin semua PR milik Ayu dan berharap akan selesai sebelum guru masuk kelas.
Contoh Kedua
Hobi yang Menyenangkan
Yovi dan Esa adalah teman karib yang sama – sama memiliki hobi mengoleksi action figure maupun gundam. Selain itu mereka juga memiliki hobi bermain games. Percakapan ini terjadi melalui telepon.
Yovi : “Halo, selamat siang. Ini Yovi. Bisa bicara dengan Esa?”
Esa : “Halo, selamat siang. Dengan saya sendiri. Ada apa Yov?”
Yovi : “Begini, kemarin aku baru membeli Gundam terbaru. Kebetulan aku beli dua.
Kamu mau membeli satu?”
Esa : “Hmm, boleh juga tuh. Memang berapa harganya?”
Yovi : “Rp 200.000. Gimana?”
Esa : “Wah, aku belum ada uang. Gimana kalau aku barter dengan DVD game
Monster Girl Quest 3?”
Yovi : “Wah boleh juga tuh. Kebetulan aku lagi cari game itu. Tapi itu DVD Original kan?”
Esa : “Iya dong. Gimana?”
Yovi : “Hmmm. Gimana kalau dibarter dengan DVD game itu plus Rp 50.000?”
Esa : “Ya udah, deal ya?”
Yovi : “Oke. Kapan bisa ketemuan?”
Esa : “Minggu jam 08.00 WIB di alun – alun ya?”
Yovi : “Jangan, aku masih di Gereja. Jam 10.00 WIB di Kedai Santai ya? Dekat SMP 1.”
Esa : “Ok. Tapi nanti aku traktir makan ya?”
Yovi : “Siap, datang aja besok Minggu ya, aku tunggu. Selamat siang.”
Esa : “Ya, selamat siang.”
Percakapan selesai, akhirnya Esa dan Yovi menentukan kesepakatan bersama.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Teks Prosedur – Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur dan Contoh
Contoh Ketiga
PERGI KE KANTIN
Suatu hari, saat sedang istirahat Ilham mengajak Ridho ke kantin. Saat itu Ridho sedang asyik menonton film di laptopnya.
Ilham : “Dho, ke kantin yuk!”
Ridho :” Nanti dulu. Tunggus sampai filmnya iklan.”
Ilham : “Lah terlalu lama. Lagian mana ada film di laptop yang ada iklannya.”
Ridho : ”Ya sana sendiri kalau ingin cepetan.”
Ilham : “Lah, cepetan, lah.”
Ridho : “Ya sudah dengan yang lain saja!”
Ilham : “Aku hanya ingin dengan dirimu.”
Ridho : “Ih kamu so sweet deh.”
Ilham : “Iya dong. Apa sih yang tidak buat kamu.”
Ridho : “Tapi traktir Cappucino ya.”
Ilham : “Oke deh. Tapi ayo cepat.”
Ridho : “Dengan sate juga ya!”
Ilham : “Lah, terlalu banyak. Nanti uangku habis.”
Ridho : “Ya sudah tapi laptopnya kubawa sekalian ya.”
Ilham : “Astaghfirullah (megang dahi Ridho dengan punggung tangannya). Pantesan sedang panas.
(lalu tertawa)”
Ridho : “Jadi atau tidak?”
Ilham : “Iya-iya ayo. Kalau di traktir kamu pasti semangat.”
Ridho : “Hehehe. Kan ada uang kau kusayang, tidak ada uang kau kutendang.”
Ilham : “Ya sudah ayo cepetan!”
Lalu mereka tertawa terbahak-bahak karena percakapan mereka dan mereka pun bergegas pergi ke kantin.
*Warning : cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, suasana, dan cerita, mohon dimaafkan.
5. Contoh Teks Negosiasi Di Lingkungan Sekolah
Ketua Osis : “Pak, sekolah kita sama sekali tidak memiliki ruang koperasi, bagaimana kalau di sekolah kita mendirikan sebuah unit koperasi ? “
Pak Kepala Sekolah : “Bolehsaja, tapi masalahnya sekolah kita tidak mempunyai dana untuk membuatnya, bagaimana pendapatmu, apakah kita harus meminta dana ke pemerintah ?”
Ketua Osis : “Kalau memang itu caranya, saya dan segenap perwakilan para osis setuju dengan usulan Bapak kepala sekolah, karena ini kepentingan pemerintah juga untuk memberikan fasilitas yang baik kepada rakyatnya dalam dunia pendidkan”
Pak Kepala Sekolah : “Oke, nanti bapak akan ajukan ini ke Pemerintah, terima kasih atas usulannya.
Ketua Osis : “Sama-sama pak”.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : “Teks Deskripsi” Pengertian & ( Tujuan – Ciri – Struktur – Jenis – Contoh )
6. Contoh Teks Negosiasi Lingkungan Keluarga
Contoh Pertama Singkat
Ayah : “Minggu depan kita mau liburan kemana”
Budi : “Ke Pantai Pangandaran,disana indah sekali!”
Ayah : “Kita ke Trans Studio Bandung mau tidak?”
Budi : “Yah,Ayah maunya ke pantai!”
Ayah : “Baiklah tapi besoknya kita ke Trans Studio Bandung ya!”
Budi : “Ok!”
Contoh Kedua Singkat
Anak : “Ayah, setelah lulus nanti saya mau sekolah di SMA.”
Ayah : “Kenapa di SMA nak? Padahal, ayah ingin kamu sekolah di SMK.”
Anak : “Kok di SMK? Kenapa memangnya ayah ingin saya sekolah di sana?”
Ayah : “Begini nak, di SMK itu lulusannya bisa langsung terjun di dunia kerja.”
Anak : “Ohhh, gitu yah, iya deh saya setuju.”
Ayah : “Baguslah kalau kamu setuju.”
7. Contoh Teks Negosiasi Ganti Rugi
Di Siang hari yang cerah, Fatimah dan Fitri pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk ibunya Fatimah yang dirawat di ICU. Mereka ke Rumah Sait mengendarai motor. Fatimah yang memboncengkan fitri sangat terburu-buru sehinga ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Fitri :”Fat, kamu baik-baik saja kan?” (Membantu Fatimah untuk berdiri)
Fatimah :”Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?”
Fitri :”Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!” (Menunjuk orang yang terjatuh)
Dhila : ”orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?”
Lala :”Aduhhh… Sakit” (Merintih kesakitan)
Dhila :”Bagian mana yang sakit Tir?”
Lala :”Kakiku sakit, bantu aku berdiri!”
Dhila : (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) “Duduk di sini ya, La!”
( Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.)
Dhila :”Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi.”
Fitri :”Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?”
Dhila :”Rp. 1.000.000,00”
Lala :”Dhil, kamu mau merampok ya?”
Fitri :”Hah, Rp. 1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah.”
Dhila :”Sepedanya kan juga rusak.”
Fitri :”Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!”
Lala :”Baiklah, kami minta Rp. 800.000,00 saja mbak.”
Fatimah :”Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu.”
Dhila :”Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?”
Fitri :”Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp. 300.000,00 saja. Boleh kan?”
Lala :”Uang segitu tidak cukup Mbak.”
Fatimah :”Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami.”
Fitri : (mencoba menghubungi keluarga dan teman yang bisa membantu) “Nomor siapa yang harus ku hubungi?”
Fatimah :”Om Dio, Fit.” (sambil menyodorkan Hpnya)
Fitri :”Oh iya, Om Dio.” (menyalin nomor) “Bisa tidak ya?” (menelepon)
“Maaf nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri : (Menggelengkan kepala)
Fatimah :”Cari dulu di Hpmu, tante atau yang lainnya.”
Fitri : ”Tanteku aja ya, Fat.” (mencari nomor tante lalu menelepon)
“Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri :”Tanteku juga tidak bisa dihubungi, telepon siapa lagi ya, Fat?”
Fatimah :”Ibu Diana, dia pasti mau membantu.”
Dhila :”Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan.”
Fatimah :”Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan.”
Lala :”Ya, tidak apa-apa.”
Fitri : (mencari dan menelepon) “Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?”
Fatimah :”Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!” (menyodorkan Hpnya)
Fitri : (menyalin nomor telepon) “Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?”
Kak Gike :”Iya, ini siapa?”
Fitri :”Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak ?”
Kak Gike :”Ya, ada yang bisa kakak bantu?”
Fitri :”Begini Kak. Anu.. ee, itu kak”
Kak Gike :”Kamu tenang dulu baru bicara!”
Fitri : ”Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kita menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukupuntuk mengganti rugi”
Fatimah : (meminta HP) “Aku boleh bicara dengan kak Gike?”
Fitri :”Iya, tentu saja, Fat.”
Fatimah :”Kak, segera ke sini cepat.”
Kak Gike :”Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana.”
Lala :”Iya, sampai jumpa juga” ( Melaambaikan tangan).
Akhirnya permasalahan ini selesai dengan damai, dan mereka menjalin persahabatan.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Contoh Paragraf Deskripsi
8. Contoh Teks Negosiasi Pendidikan
Toko Buku
Hari Minggu pagi, Bila dan Candra mempunyai janji pergi ke toko buku bersama. Sesampainya disana, ternyata mereka hanya membawa uang Rp. 100.000. Padahal mereka berdua ingin membeli buku kesukaan mereka masing-masing.
Candra : “Bagaimana ini? Aku sangat ingin membeli The Chronicles of Audy karya Orizuka. Aku sudah memimpikannya sejak dulu, ini edisi terbatas.” (Sambil menunjukan bukunya)
Bila : “Tapi, aku juga sangat ingin membeli buku Paris karya Kak Prisca. Aku sudah punya empat yang lain, jika aku punya ini, lengkaplah sudah.”
Candra : “Memang berapa sih harga novel itu?”
Bila : “Harganya Rp. 55.000. Punyamu?”
Candra : “Sama, harganya Rp. 55.000 juga. Jadi gimana?”
Bila : “Entahlah, aku sangat ingin itu.” (Sambil cemberut)
Candra : (Menopang dagu) “Menurutmu, di toko ini boleh hutang tidak, ya?”
Bila : “Hahaha, ini adalah toko buku terkenal, mana mungkin boleh hutang.”
Candra : (Menghela napas) “Hem.. apa tidak ada diskon untuk novel kita?”
Bila : “Tidak, ini bukan awal tahun atau awal bulan.”
Candra : (Berfikir sejenak) “Aha! Aku ingat, novel Paris itu, bukankah bulan depan ada diskon? Aku baca di Fansbase penerbitnya, katanya bulan depan ada event besar-besaran, selama event itu mereka mengadakan diskon besar-besaran. Bagaimana jika kamu membelinya Minggu depan? Aku janji akan menemanimu.”
Bila : “Sungguh? Diskonnya di seluruh toko? Ini kan kota kecil.”
Candra : “Sungguh. Sekalipun kota kecil, toko ini kan sudah punya banyak cabang dan terkenal di Indonesia.”
Bila : “Ya sudah, aku setuju. Tapi, kamu harus janji menemaniku.”
Candra : “Iya, aku janji!”
Bila : “Ya sudah, ayo kita bayar novelmu.”
Candra : “Ayo!”
Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli novel The Chronicles of Audy milik Candra. Dan menunggu saat minggu depan untuk membeli novel Paris kesukaan Bila.
9. Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
Tamam : “ assalamu’alaikum.”
Ungi : “ wa’alaikumsalam.”
Tamam : “ nanti kira-kira jam 9 bisa nemenin aku beli h papa enggak?”
Ungi : “ emm.. bisa bisa.”
Tamam : “ nanti aku kerumahmu, masih pagi mau bersih-bersih dulu.”
Ungi : “ sok rajin biasanya ya enggak pernah.”
Tamam : “ terserah, wassalam..”
Ungi : “ wa’alaikumsalam.”
Beberapa jam kemudian..
Tamam : “ bro aku udah di depan rumahmu, kok engga njawab ya, owalah masih tut tut!”
Ungi : “ iya kenapa?”
Tamam : “ aku udah di depan rumahmu”
Ungi : “ iya sip, aku keluar”
Tamam : (menutu telponnya)
Ungi : “ udah lama?”
Tamam : “ udah kira-kira 5 menit yang lalu”
Ungi : “ udahlah terserah, mau beli hp papa kamu?”
Tamam : “ hp oppo”
Ungi : “ yaelah ni orang ditanya malah balik nanya!”
Tamam : “ maksudku merknya oppo!”
Ungi : “ husstt.. jangan sebutin merk!”
Tamam : “ ah.. enggak papa”
Ungi : “ udahlah nyok berangkat”
Tamam : “ nyoook..” (pake suara sapi)
Setelah sampai di took hp…..
Tamam : “ mba mau beli hp”
Penjual : “ mau hp apa mas?”
Tamam : “ hp oppo mba!”
Penjual : “ opo mas!?”
Tamam : “ oppo mbaa!?”
Penjual : “ ohh iyo iyo, mau yang baru apa new mas?”
Tamam : “ yang second mba”
Cewe : “ beli hp kok oppo”
Tamam : “ eh sape luh sewot!”
Penjual : “ sudah-sudah jadi mau beli engga sih kalian?!”
Tamam & cewe : “ siapa?”
Penjual : “ kalian, iya kalian.”
Tamam & cewe : “ jadilah mba.”
Cewe : “ mba yang ini 1.250.000 ya?”
Penjual : “ belum bisa mba”
Cewe : “ iya ya mba.”
Penjual : “ belum mba, kalau segitu saya belum dapet untung.”
Cewe : “ untung gampang mba nanti tak bawain tetanggaku namanya untung, saya beli anda dapet hadiah, hehehe….”
Tamam : “ ngga usah diurusin mba, kalau yang ini berapa mba?”
Penjual : “ kalo yang itu 700 mas.”
Tamam : “ engga bisa kurang mba?”
Penjual : “ bisa, mau nawar berapa?”
Tamam : “ eh lu yang nawar dong?” sambil bisik-bisik ke Ungi.
Ungi : “ kamu yang beli aku yang harus nawar?”
Tamam : “ iyalah plisss, sama temen bro.”
Ungi : “ iya sip, santeh santeh.”
Tamam : “ nah gitu dong.”
Ungi : “ mba kalo 600 boleh mba?”
Penjual : “ belum bisa mas.”
Ungi : “ bro engga mau bro?”
Tamam : “ tawar lagi yang penting engga harga segitu.”
Ungi : “ mba kalo 650 bisa.”
Penjual : “ belum mas naikin sedikit lagi mas.”
Ungi : “ jangan mba nanti keliatan.”
Penjual : “ keliatan apa?”
Ungi : “ muka galaunya temen saya.”
Penjual : “ ohhh, belum bisa mas.”
Ungi : “ dianya engga mau bro gimana?”
Tamam : “ udah coba kita tinggal aja, mbok nanti jadi mau.”
Ungi : “ iya sih biasanya gitu, yaudah mba saya cari di took lain.”
Penjual : “ bentar bentar mas.”
Ungi : “ iya mba?”
Penjual : “ 660 deh mas mau nggak?”
Ungi : “ emm.. gimana bro?”
Tamam : “ yaudah engga papa.”
Ungi : “ yaudah 660 mba engga papa.”
Penjual : “ nah gitu dong mas dil?”
Tamam : “ dil mba ini uangnya.” Sambil berjabat tangan.
Ungi : “ yang nawar kan gue kenapa lu yang jabat tangan.”
Tamam : “ gue kan yang megang uang.”
Penjual : “ udah-udah, makasih mas.” Berjabat tangan ke kedua pemuda tersebut
Tamam & Ungi : “ sama sama mba”
Cewe : “ saya engga diurus mba?”
Penjual : “ ah males, harga 2 jt nawarnya setengahnya gila.”
Cewe : “ yaudah mba saya mau pergi!”
Penjual : “ yaudah sanah pergi!”
10. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi
Negosiasi Antara Dina dan Penjual Pada Saat Pembelian Tas Sekolah
Pada suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang dia miliki sudah rusak, maka dari itu dia mendatangi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.
Sesampainya di toko tersebut Dina bertanya-tanya kepada Si penjual tentang tas yang dia inginkan. Kemudian Si penjual pun memberitahu tentang tas yang dia inginkan itu. Tas tersebut bermerk polo.
Dina merasa bingung ingin beli tas yang model bagaimana karena tas merk polonya bagus-bagus. Selanjutnya Dina mengambil salah satu tas yang bermerk polo dan dia menanyakan kelengkapan tas tersebut kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan kelengkapan tas yang ditanyakan Dina bahwa tas tersebut dilengkapi tempat laptop yang bisa diambil dan dipasang lagi, terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan dan ada juga pelindung anti air yang bisa dipakai pada saat hujan.
Mendengarkan penjelasan Si penjual, Dina masih penasaran dan ingin tahu kelangkapan tas merk polo yang lainnya. Kemudian Dina mengambil tas merk polo lagi tetapi modelnya berbeda. Dia menanyakan kelengkapan tas yang dia ambil untuk kedua kalinya kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan lagi tas yang kedua bahwa kelengkapannya sama, hanya yang membedakan tempat laptopnya yang pertama bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang kedua tidak bisa diambil dan tempatnya juga lebih luas yang pertama karena cukup untuk barang banyak.
Pada saat itu tas yang pertama sebagai contoh berwarna ungu, Dina menanyakan kepada Si penjual warna yang tersedia dan ternyata ada beberapa warna yang tersedia diantaranya warna merah, abu-abu dan hitam.
Tetapi warna yang Dina inginkan tidak tersedia karena pabrik tidak memproduksinya yaitu warna coklat. Tetapi jika Dina benar-benar ingin warna coklat ada tetapi modelnya seperti tas yang kedua. Dina tidak mau dengan model tas yang kedua, dan dia ingin melihat tas yang pertama warna merah dan hitam. Dina kebingungan mau membeli warna hitam atau merah. Menurut Si penjual warna hitan itu warna netral sedangkan warna merah itu terlalu mencolok.
Setelah bercakap-cakap tentang kelengkapan dan warna Dina pun menanyakan harga tas tersebut kepada Si penjual. Ternyata harga tas yang pertama sebesar Rp 300.000,00 dan yang kedua sebesar Rp 275.000,00. Dina merasa harga tersebut terlalu mahal, dia menanyakan tentang diskon. Semua tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%. Harga tas yang pertama menjadi Rp 285.000,00 dan yang kedua menjadi Rp 261.500,00.
Dina ingin mengambil tas yang model pertama tetapi dia merasa harganya masih terlalu mahal karena diskonnya cuma 5%. Dia ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 260.000,00 tetapi Si penjual tidak bisa menurukan sebesar itu. Tetapi Dina tetap saja ngotot ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 265.000,00, Si pejual pun langsung menetapkan harganya sebesar Rp 275.000,00.
Dina pun masih ingin harganya diturunkan lagi tetapi Si penjual tidak bisa menurunkan lagi Rp 275.000,00 sudah paling murah karena Si penjual hanya mendapat laba sedikit. Akhirnya Dinapun setuju dengan harga tersebut dan dia ingin membeli tas yang warna hitam. Karena sudah sepakat dengan harga Rp 275.000,00 Si penjual menyuruh Dina melakukan pembayaran di tempat kasir.
Demikian info kali ini tentang Contoh Teks Negosiasi. semoga bermanfaat dan terima kasih banyak atas kunjungannya