Aliansi – Pengertian dan klasifikasi Aliansi

Hai kawan semua, kembali lagi di artikel terbaru kami di Lazuare.com yaitu pembahasan lengkap tentang Aliansi. Jadi pada artikel kali ini, kami akan menjabarkan aliansi mulai dari Pengertian/Arti aliansi dan klasifikasi aliansi. Setelah kawan semua membaca artikel ini, kami harap kawan tidak lagi bingung mengenai majas sarkasme ini.

Pengertian Aliansi

Aliansi adalah gabungan antara kedua kelompok menjadi satu yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan menjadi lebih baik karena kerjasama di antara mereka. Kerjasama ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dari sebelumnya aliansi.
Aliansi adalah sebuah hubungan orang, kelompok atau negara yang bergabung bersama untuk saling menguntungkan atau mencapai tujuan bersama, entah memakai perjanjian ataupun tidak.[1] Para anggota aliansi disebut sekutu.

Agar lebih mengerti apa arti aliansi, maka kita dapat merujuk beberapa pendapat para ahli. Berikut ini adalah arti kata aliansi menurut para ahli:

1. Griffiths dan Terry
Menurut Griffiths dan Terry, arti aliansi adalah suatu kesepakatan antara dua atau lebih negara untuk bekerjasama dalam masalah keamanan secara timbal balik. Artinya, aliansi merupakan kesepakatan, baik formal atau non-formal, dalam konteks keamanan dan pertahanan agar dapat mempertahankan diri dari ancaman negara lain.

2. Nye
Menurut Nye pengertian aliansi adalah pengaturan formal atau informal antara negara-negara berdaulat, biasanya untuk memastikan keamanan secara timbal balik.

Menurut Kanter terdapat tiga syarat dalam melaksanakan strategi aliansi, yaitu :

Kemampuan (Capability)
Kanter (1994:98) menyatakan bahwa kemampuan masing – masing perusahaan harus benar – benar menjadi pertimbangan dalam melakukan aliansi. Misalnya sebuah perusahaan mempunyai kemampuan di bidang teknologi, untuk meningkatkan keunggulan kompetitif maka perusahaan ini membutuhkan perusahaan lain yang mempunyai kemampuan di bidang marketing sehingga aliansi daapat terwujud.

Keserasian (Compability)
Kanter (1994:101) menyatakan bahwa factor keserasian meliputi philosophy, legacy, strategi dan keinginan antar partner. Hal ini didorong adanya kenyataan bahwa sebuah aliansi yang berhasil tidak berarti friksi,tetapi yang penting memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyelesaikan friksi tersebut secara bersama –sama.

Kanter (1994:98) menyatakan kelengkapan dapat menghubungkan perusahaan – perusahaan yang menghasilkan produk yang berbeda dalam bentuk strategi aliansi.Complementary ini sering diwujudkan dalam hubungan kolaborasi yang disebut value chain partnership seperti costumer – supplier relationship.

Dari prasyarat tersebut menunjukkan bahwa untuk keberhasilan suatu aliansi dibutuhkan kesediaan memberi dan menerima dari pihak-pihak yang beraliansi, yang menjadi tantangan bisnis saat ini dan mendatang adalah seberapa besar toleransi yang dapat diberikan kepada pihak luar untuk mengendalikan bisnis bersama. Karenanya proses aliansi sering terhambat karena adanya perbedaan budaya antar perusahaan yang beraliansi.

Berkaitan dengan budaya antar perusahaan ada tiga faktor yang harus dipenuhi agar strategi aliansi berhasil yaitu :

Masing-masing pihak harus mempunyai budaya yang kuat.
Agar bisa membangun corporate image satu sama lain harus saling mengisi.
Berkaitan dengan core competence, dimana perusahaan mengarahkanpenguasaannya kepada hal-hal yang bersifat keunggulan kompetitif, maka budaya harusdipersatukan.

Pengertian aliansi adalah nota kesepahaman baik secara formal maupun informal yang bertujuan untuk melindungi diri dari ancaman yang datang dari pihak eksternal atau internal.
Pengertian aliansi strategis merupakan kerjasama antara beberapa pihak untuk mencapai tujuan yang sama dan melindungi anggota aliansi dari berbagai bahaya yang dapat menghambat tujuan aliansi.
Pengertian aliansi dalam hubungan internasional adalah kerja sama antara kelompok-kelompok tertentu dalam linkup internasional / antar negara yang baik bisnis dan politik di kisaran periode / waktu tertentu yang telah disepakati.

Klasifikasi Aliansi

Aliansi Komprehensif (comprehensive alliances)
Aliansi komprehensif terbentuk ketika para partisipan setuju untuk melaksanakan secara bersama-sama berbagai tahapan proses yang membuat produk atau jasa yang dapat dibawa ke pasar meliputi : R&D, desain, produksi, pemasaran dan distribusi.

Aliansi Fungsional
Aliansi fungsional merupakan lingkup strategi aliansi yang lebih sempit dengan menyertakan hanya satu fungsi bisnis meliputi:

  1. Aliansi produksi : merupakan aliansi fungsional dimana dua atau lebih perusahaan membuat produk atau jasanya masing-masing dengan fasilitas yang dipakai bersama . Aliansi produksi dapat memakai fasilitas yang telah dimiliki oleh salah satu partner.
  2. Aliansi pemasaran : merupakan aliansi fungsional dimana dua atau lebih perusahaan berbagi jasa atau keahlian pemasaran. Perusahaan yang sudah mapan membantu perusahaan pendatang baru dalam mempromosikan, mengiklankan dan mendistribusikan produk atau jasanya.
  3. Aliansi keuangan : merupakan aliansi fungsional dimana perusahaan-perusahaan ingin mengurangi resiko finansial yang terkait dengan proyek tertentu. Partner-partner memberikan sumber finansial ke proyek dalam proporsi yang sama atau salah satu partner memberikan sebagian besar finansial sementara partner-partner lain menyediakan keahlian khusus atau memberikan kontribusi lain untuk mengimbangi kecilnya investasi finansial yang diberikan.
  4. Aliansi riset dan pengembangan : merupakan aliansi fungsional dimana partner-partner setuju untuk mengadakan riset (research and development = R&D) bersama untuk mengembangkan produk atau jasa baru.

Mereka yang berada dalam lingkaran utama suatu aliansi bisa saja berbeda pandangan, bahkan beda ideologi politik. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam mencapai tujuan aliansi tersebut.

Berikut ini adalah beberapa prinsip aliansi:

  1. Temukan persamaan visi, bukan perbedaan kepentingan. Aliansi harus dimulai dengan berbaik sangka.
    Utamakan untuk menggagas beberapa pencapaian kecil, dan percaya pada harapan Anda, bukan rasa takut.
    Lakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan rencana. Jika kitai gagal merencanakan, maka kita berencana untuk gagal.
  2. Utamakan isu yang telah disepakati dan bertumpu pada isu tersebut dalam melakukan gerakan.
    Selalu terbuka dengan pandangan lain, bersedia bermufakat dan mengedepankan negosiasi yang saling menguntungkan.
  3. Aliansi harus dinamis dan inovatif. Artinya, tidak mudah puas dan terus berusaha menggagas sesuatu untuk kemajuan aliansi.

Demikian artikel kali ini tentang aliansi berkaitan dengan pengertian dan klasifikasi aliansi. semoga bermanfaat dan terima kasih