Pada pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Ascomycota yang dimana dalam hal ini meliputi Pengertian, Ciri-ciri,dan Struktur Ascomycota, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup saprofit dan ada juga yang parasit. Ciri-ciri umum Ascomycota adalah sebagai berikut:
Tubuh ada yang uniselluler dan ada yang multiselluler.
Memiliki hifa yang bersekat-sekat dan berinti banyak.
Hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan Lichenes.
Hifa adalah suatu struktur fungi berbentuk lubang menyerupai seuntai benang panjangyang terbentuk dari pertumbuhan spora atau konidia (Gandjar, 2006). Selain itu, terdapatt jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protoplasma dan inti sel dapat mengalir dari satu sel ke sel yang lainnya. Struktur tubuh jamur dari golongan Ascomycota ada yang multiselluler dan ada yang uni selluler seperti pada ragi (Wahyuni, 2010).
Ascomycota adalah filum/divisi dari fungi. Ascomycota disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung. Anggota filum ini tersebar di seluruh dunia. Seperti halnya dengan zygomycota, ascomycota juga memiliki konidiospora, konidiosfor, askospora. Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksualnya dengan membentuk askospora di dalam askus, sedang aseksualnya dengan membentuk konidium tunggal atau berantai pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah.
Divisi ascomycota terdiri atas banyak jamur berwarna-warni yang tumbuh pada makanan, merusak buah, tanaman ladang, dan tumbuhan lain. Beberapa Ascomycota menyekresikan enzim selulase dan protease yang dapat merusak kain katun dan kain wool, terutama di tempat yang hangat dan lembap. Keadaan lingkungan tersebut dapat membuat jamur tumbuh dengan baik. Beberapa jamur dari divisi ascomycota juga dapat membawa keuntungan bagi tumbuhan melalui hubungan mutualisme dengan akar tanaman.
Hifa Ascomycota umumnya tegak tegak pada miselium yang ada dipermukaan substrat yang disebut hifa fertil, karena berperan untuk reproduksi. Hifa fertil dapat berupa sporangiofor atau konidiofor atau korpus dengan tujuan agar penyebaran sel reproduksi yang dibawanya berlangsung lebih mudah. Hifa-hifa yang sudah terjalin menjadi suatu jaringan miselium yang makin lama makin tebal akan membentuk suatu koloniyang dapat dilihat secara kasat mata (Gandjar, 2006).
Hifa yang berseptum dan memiliki satu inti disebut hifa monositik, sedangkan hifa yang tidak berseptum sehingga memiliki banyak inti disebut hifa senositik. Fungi yang hifanya tidak berseptum baru membuat septum apabila fungi tersebut akan membentuk suatu struktur yang akan dilepas dari tubuh utama atau apabila fungi terpaksa membuat struktur tertentu untuk melindungi dirinya terhadap keadaan yang kurang menguntungkan, misalnya dengan membentuk klamidospora (Gandjar, 2006).
Dinding sel Ascomycota memberikan bentuk kepada sel dan melindungi isi sel dari lingkungan. Meskipun kokoh, dinding sel tetap bersifat permiabel untuk nutrien-nutrien yang dibutuhkan bagi kehidupan fungi. Komponen penting dinding sel sebagian besar adalah kitin (Gandjar, 2006).
Septum adalah suatu sekat yang membagi hifa menjadi kompartemen. Meskipun demikian protoplasma sel masih saling berhubungan karena septum tersebut memiliki lubang-lubang. Septum pada Ascomycota mengalai suatu pembengkakan disekeliling pori septum membentuk seperti cincin besar. Ukuran pori septa berkisar 50-500nm yang berfungsi sebagai transfer sitoplasma dan nutrisi antar septa, sehingga mempercepat pertumbuhan hifa muda. Beberapa jenis Ascomycota mempunyai Woronin body yang tersusun atas protein, berfungsi menutup pori dan menjaga sitoplasma apabila terdapat jaringan yang rusak.
Anatomi Ascomycetes
Berikut ini terdapat beberapa anatomi ascomucetes, terdiri atas:
Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler.
Ada yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.
Hifa bersekat.
Berkembangbiak secara seksual dengan membentuk spora yang dihasilkan dalam suatu kantung (askus) yang disebut askospora
Berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai pada ujung suatu hifa
Didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8
Contohnya yaitu Aspergillus sp. , Penicillium sp. , Saccharomyces cerevisiae buah spora.
Ciri-ciri Ascomycota
Ciri-ciri jamur ascomycota dapat dilihat dari berbagai karakteristik khusus. Ascomycota terbesar dan paling dikenal adalah morel dan truffle. Jamur ascomycota yang paling banyak dimanfaatkan adalah ragi Saccharomyces cerevisiae untuk pembuatan roti. Ada beberapa ciri-ciri jamur ascomycota yang dapat dikenali.
Ciri-ciri jamur ascomycota dapat dilihat dari cara bereproduksi. Banyak ascomycetes adalah patogen tanaman, beberapa patogen hewani, beberapa adalah jamur yang dapat dimakan, dan banyak yang hidup dengan bahan organik mati. Ciri-ciri jamur ascomycota juga bisa dikenali dari bentuk fisiknya.
Jika jamur Zygomycota mempunyai hifa yang tidak bersekat seperti pipa, jamur sejati ( Eumycota yang terdiri dari Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota ) yang memiliki hifa yang bersekat-sekat. Pada dinding sel terdiri atas kitin dan dapat hidup sebagai saprofit, parasait atau bersimbosis.
Klasifikasi dan Taksonomi Ascomycota
Menurut Largent (1977), salah satu cara untuk mengetahui genus atau jenis jamur mikroskopis yaitu dengan mengamati karakter-karakter utama yang dimilikinya. Karakter utama yang dimiliki jamur adalah makromorfologi dan mikromorfologi. Karakter mikromorfologi meliputi bentuk hifa, ukuran hifa, bentuk spora, ukuran spora, warna spora, bentuk sistidum dan ukuran sistidum.
Genus Aspergillus
Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillusfumigatus, Aspergillusflavus, Aspergillusclavatus, Aspergillusnidulans, Aspergillusniger, Aspergillusoryzae, Aspergilluswentii
Genus Penicillium
Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicilliumnotatum, Penicilliumchrysogenum. Penicilliummarneffei, Peniclliumroqueforti, Peniclliumcamemberti
Genus Saccharomyces
Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomycescereviseae, Saccharomycesboullardii, Saccharomycesuvarum
ada beberapa Peranan Ascomycota yang dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu:
1. Fungi yang Menguntungkan dari golongan Ascomycetes
Saccharomycescereviciae, berperan dalam pembuatan bir, roti maupun alkohol, sebab dapat memproduksi etanol secara fermentasi dalam jumlah yang besar dan mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Koesoemadinata, 2001).
Penicilliumchrysogenum, berperan dalam pembuatan antibiotik penisilin. Antibiotik penisilin ini digunakan untuk menghambat bahkan membunuh bakteri patogen.Ada b
Penicilliumroqueforti, berperan dalam meningkatkan kualitas keju.
Aspergillusoryzae, berperan dalam pembuatan tauco.
Aspergilluswentii, berperan dalam pembuatan kecap.
2. Fungi yang Merugikan dari golongan Ascomycetes
Venturiainaequalis, penyebab penyakit yang merusak buah apel.
Claviscepspurpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan ergotisma pada hewan atau manusia yang memakannya.
Aspergillusflavus, mengandung senyawa aflatoksinyang hidup pada kacang dan media lain yang sejenis, dapat membahayakan hati (liver) dan bersifat karsinogenik.
Penicilliummarneffei, menyebabkan penyakit penisiliosis dengan kelainan pada kulit dan paru.
Candidaalbicans, menyebabkan peradangan atau infeksi pada mulut, kulit, kuku, vulvovaginitis, stomatitis.
Struktur Ascomycota
Ascomycetes bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan cara menghasilkan spora aseksual dalam jumlah yang sangat besar yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan pada ujung hifa yang terdapat dalam rantai yang panjang atau berkelompok. Ascomycetes memiliki tahapan dikariotik yang lebih panjang yang dihubungkan dengan pembentukan askokarpus. Reproduksi secara seksual (generatif) menghasilkan spora yang mirip kantung (Campbell, etal., 2003).
Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycotamultiselular, reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang termodifikasi membentuk tangkai sporangium. Reproduksi secara seksual pada Ascomycotauniselular terjadi dengan cara konjugasi Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora).
Adapun pada Ascomycota multiseluler, reproduksi seksualnya terjadi dengan cara perkawinan antara hifa haploid (n) yang berbeda jenis, yaitu hifa positif dan hifa negatif. Hifadikariotik(berinti dua) merupakan hifa yang terbentuk pada saat penyatuan hifa positif dan hifa negatif. Pada hifadikariotik, ujung-ujungnya akan membentuk askus. Askus tersebut akan berkelompok membentuk tubuh buah (askokarp).
Ascomycetes merupakan golongan jamur yang memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang di dalamnya terdapat spora yang disebut akospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora. Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium atau stadium seksual dan stadium askus atau stadium aseksual. Kebanyakan ascomycetes bersifat mikroskopis, sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki tubuh buah (Gandjardkk., 2006).
Pertumbuhan Ascomycota
Dari askogonium tumbuh hifa dikariotik. Pada ujung hifa terjadi singami dan terbentuk askus. Di dalam askus terjadi fertilisasi antara 2 inti sehingga terbentuk sel diploid. Sel diploid mengadakan pembelahan meiosis sehingga terbentuk 4 sel anak haploid. Masing-masing sel anak haploid mengadakan pembelahan mitosis dan terbentuk 8 sel askospora yang haploid.
Jamur benang juga memiliki kurva pertumbuhan seperti semua mikroorganisme. Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada jamur benang dalam waktu tertentu. Kurva pertumbuhannya memiliki beberapa fase, antara lain (Gandjar dkk., 2006):
Fase Lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan enzim-enzim untuk mengurangi substrat.
Fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan menjadi aktif.
Fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak, aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan fase yang penting dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini, enzim-enzim dapat dipanen pada fase akhir ini.
Fase deselerasi, yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah. Pada fase ini dapat dipanen biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel.
Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang mati relatif seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang Senyawa metabolit sekunder padat dipanen pada fase ini.
Fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
Fase Hidup Jamur benang
Gambar. Fase Hidup Jamur benang
Aspergillus dapat tumbuh optimum pada suhu 35- 37°C, dengan suhu minimum 6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47°C. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (Madigan dan Martinko, 2006). Aspergillus dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstraseluler seperti protease, amilase, mananase, dan α-glaktosidase (Madigan dan Martinko, 2006). Bahan organik dari substrat digunakan oleh Aspergillus untuk aktivitas transport molekul, pemeliharaan struktur sel, dan mobilitas sel (Madigan dan Martinko, 2006; Samson dkk., 2001).
Sel-sel hifa yang tua senantiasa mengalirkan nutrien ke sel-sel apikal agar hifa dapat tumbuh terus. Sel-sel apikal ukurannya lebih besar dibandingkan sel-sel hifa lainnya. Pembentukan cabang pada hifa dapat terbentuk sepanjang hifa. Cabang hifa tersebut akan menjauhi hifa induk atau hifa pertama agar nutrien dilingkungan dapat terjangkau sejauh mungkin.
Pembentukan miselium terjadi karena anastomosis pada titik temu atau titik-titik sentuh cabang-cabang hifa. Anastomosis hifa mempunyai dua peran yaitu pertama memperluas sistem hifa menjadi suatu jala yang disebut miselium untuk memungkinkan penyerapan nutrien dari substrat seefisien mungkin dan juga untuk memfasilitasi pembentukan tubuh buah yang besar. Kedua untuk mempersatukan hifa yang terpisah (Tarigan, 1988).
Contoh Jamur Ascomycota
Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai saprofit, antara lain yaitu :
Saccharomyces cereviciae ( khamir bir, roti dan alkohol ).
Saccharomyces tuac ( khamir tuak ).
Saccharomyces ellipsoideus ( khamir anggur ).
A Penicillium sp. ( makanan dan roti busuk ).
Neurospora crassa ( pembuatan oncom ).
Dan contoh jamur yang tumbuh sebagai parasit ialah jamur Saccharomycosis yang menyerang pada epitel mulut anak-anak.
Jamur yang dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau yang membentuk Lichenes ( lumut kerak ).
Saccharomycota
Saccharomycota dianggap sebagai penjelmaan dari Endomycota, jamur ini dapat hidup sebagai saprofit dan sering dimanfaatkan untuk pembuatan kue, tapai, alkohol, roti atau bit, bersifat uniseluler, sel berbentuk bulat, tidak berhifa dan berkembang biak dengan pertunasan. Sebagai ada yang tumbuh dimakanan tertentu yang mempunyai hifa, tetapi tidak tetap dan terputus-putus menjadi sel yang terpisah-pisah.
Dinding selnya mengandung fosfor glikoprotein. Ragi atau Sacharomyces cereviceae dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan roti dan pembuatan alkohol. Ragi dikelompokkan ke dalam Ascomycota karena pembiakan seksualnya dilakukan dengan membentuk askospora. Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk tumbuh, ragi berkembang biak secara aseksual dengan membentuk tunas, yang kemudian tunas ini memisahkan diri. Sering kali tunas tersebut tetap melekat pada induk dan bertunas lagi sehingga membentuk koloni.
Pada perkembangbiakan seksual, dinsing sel ragi berfungsi sebagai askus. Inti selnya yang diploid ( 2n ) membelah secara meiosis menghasilkan 4 sel haploid yang akan berkembang menjadi askospora. Setelah askospora keluar dari askus, masing-masing akan bertunas dan membentuk askospora baru. Selanjutnya terjadi peleburan antara dua askospora baru membentuk sel ragi yang diploid ( 2n ).
Saccharomyces yang dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung gula bisa menyebabkan pengkhamiran yakni perubahan gula menjadi alkohol. Sel-sel khamir yang mengedapa pada pembuatan bir disebut dengan faex medicinalis dan berguna dalam pembuatan vitamin B-Kompleks.
Saccharomyces cereviciae ( khamir roti ) dan alkohol ( khamir bir ) berguna untuk pembuatan roti atau alkohol. Saccharomyces tuac dapat mengubah nira menjadi tuak. Saccharomyces ellipsoideus ialah khamir yang dapat mengubah cairan buah anggur menjadi minuman anggur.
Penicillium sp.
Penicillium sp. Merupakan jamur yang berkembang biak secara aseksual dengan membentuk konidium yang berada diujung hifa. Setiap konidium akan tumbuh menjadi jamur baru konidium berwarna kehijauan dan dapat hidup dimakanan, roti, buah-buahan busuk, kain atau kulit. Penicillium caseicolum dapat memberi citarasa yang khas untuk keju rokefort dan kamembert, sedangkan penicillium notatum dan penicillium chrysogenum ialah pembuatan penisilin karena bersifat racun yang dapat menghasilkan zat mematikan, yaitu antibiotika.
Sekarang ini antibiotika banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroba pada manusia. Pemakaian penisilin harus sesuai dengan anjuran doker. Jika tidak ( berlebihan ) pasien akan mengalami kekebalan.
Neurospora crassa
Merupakan jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan oncom, jamur ini berwarna oranye dan sering tumbuh dikayu yang telah terbakar.
Demikianlah pembahasan mengenai Ascomycota terkait Pengertian, Ciri-ciri,dan Struktur Ascomycota. semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.