Manajemen Risiko – Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Proses, Cara & Langkah – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Manajemen Risiko yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, tujuan, proses, cara dan langkah, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.


Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima. Manajemen risiko biasanya dilakuak oleh investor atau fund manager saat melakukan analisis untuk mengukur potensi kerugian dalam investasi. Kemudian mereka mengambil tindakan yang tepat yang sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko yang telah dianalisis.
Pengertian Manajemen Risiko Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian manajemen risiko menurut para ahli, terdiri atas:
- Kasidi, 2010:4
Manajemen risiko adalah usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dari resiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara-cara memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kerugian. - Iban Sofyan, 2005:2
Manajemen risiko adalah kemampuan seorang manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi yang tidak pasti. - Ferry N. Idroes, 2008:5)
Manajemen risiko adalah suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. - Irham Fahmi, 2010:2
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. - Herman Darmawi, 1992:172
Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
- Smith,1990
Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari konsep manajemen resiiko antara lain sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan kapabilitas kepemimpinan seorang manajer perusahaan
- Untuk menumbuhkan sifat dinamis dan progresif seorang manajer perusahaan
- Untuk mengurangi sebanyak mungkin pengambilan keputusan yang didasari atas intuisi dan perasaan seorang manajer
- Untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan alat analisis manajemen risiko dalam proses pembuatan keputusan seorang manajer perusahaan
Proses Manajemen Risiko
Untuk mengimplementasikan manajemen risiko secara komprehensif ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu :
Identifikasi Risiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan, termasuk bentuk-bentuk risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. Identifikasi ini dilakukan dengan cara melihat potensi-potensi risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat.
Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Risiko
Pada tahap ini diharapkan pihak manajemen perusahaan telah menemukan bentuk dan format risiko yang dimaksud. Bentuk-bentuk risiko yang diidentifikasi disi telah mampu dijelaskan secara detail, seperti ciri-ciri risiko dan faktor-faktor timbulnya risiko tersebut. Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan juga sudah mulai mengumpulkan dan menerima berbagai data-data baik bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Menempatkan Ukuran-Ukuran Risiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian yang akan digunakan. Data-data yang masuk juga dapat diterima, baik yang berbentuk kualitatif dan kuantitatif serta pemilihan data dilakukan berdasarkan pendekatan metodologi yang digunakan. Dengan kepemilikan rancangan metodologi penelitian yang ada diharapkan pihak manajemen perusahaan telah memiliki fondasi kuat guna melakukan pengolahan data.
Untuk dipahami bahwa penggunaan ukuran dengan berdasarkan format metodologi penelitian yang digunakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh kecermatan karena jika salah atau tidak sesuai dengan kasus yang ditangani maka hasil yang akan diperoleh nantinya juga dianggap tidak akan akurat.
Menempatkan Alternatif-Alternatif
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data. Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif beserta akibat-akibat atau pengaruh-pengaruh yang akan timbul juga keputusan tersebut diambil. Berbagai bentuk penjabaran yang dikemukakan tersebut dipilah dan ditempatkan sebagai alternatif keputusan.
Menganalisis Setiap Alternatif
Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin timbul. Dampak yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang dipaparkan secara komprehensif dan sistematis, dengan tujuan mampu diperoleh suatu gambaran secara jelas dan tegas. Kejelasan dan sangat penting guna membantu pengambilan keputusan secara tepat.
Memutuskan satu alternatif
Pada tahap ini setelah berbagai alternative dipaparkan dan dijelaskan baik dalam bentuk lisan dan tulisan oleh para manajemen perusahaan maka diharapkan pihak manajer perusahaan sudah memiliki pemahaman secara khusus dan mendalam. Pemilihan satu alternatif dari berbagai alternatif yang ditawarkan artinya mengambil alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ditawarkan termasuk dengan menolak berbagai alternatif lainnya.
Dengan pemilihan satu alternatif sebagai solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan diharapkan pihak manajer perusahaan sudah memiliki fondasi kuat dalam menugaskan pihak manajemen perusahaan untuk bekerja berdasarkan konsep dan koridor yang ada.
Melaksanankan alternatif yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dipilih dan ditegaskan serta dibentuk tim untuk melaksanakan ini, maka artinya manajer perusahaan sudah mengeluarkan surat keputusan (SK) yang dilengkapi dengan rincian biaya. Rincian biaya yang dialokasikan tersebut telah disetujui oleh bagian keuangan serta otoritas pengambil penting lainya.
Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut
Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim manajemen beserta para manajer perusahaan. Tugas utama manajer perusahaan adalah melakukan control yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan.
Mengevaluasi jalanya alternative yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakan dan control dilakukan maka selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis melaporkan kepada pihak manajer perusahaan. Pelaporan tersebut berbentuk data yang bersifat fundamental dan teknikal serta dengan tidak mengesampingkan informasi yang bersifat lisan. Tujuan melakukan evaluasi dari alternatif yang dipilih tersebut adalah bertujuan agar pekerjaan tersebut dapt terus dilakasankan sesuai dengan yang direncanakan.
Cara Melakukan Manajemen Risiko
Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melalui beberapa proses yaitu:
- Lingkungan Internal “Internal Environment”
Proses pertama ini berkaitan dengan lingkungan perusahaan beroperasi, mulai dari risk-management philosophy, integrity, risk-perspective, risk- appetite “penerimaan risiko”, ethical values, struktur organisasi, hingga pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh perusahaan. - Penentuan Sasaran “Objective Setting”
Langkah selanjutnya ialah penentuan tujuan dari organisasi agar risiko dapat didentifikasi, diakses dan dikelola sesuai dengan tujuan tersebut. Objective ini bisa kita klasifikasikan menjadi dua yaitu strategic objective yang berfokus pada perwujudan visi misi dan activity objective bertujuan pada aktivitas seperti operasi, reportasi dan kompliansi. - Identifikasi Peristiwa “Event Identification”
Berikutnya ialah mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi, kejadian tidak pasti tersebut bisa berdampak positif “opportunities”, namun dapat pula sebaliknya yang lebih sering kita sebut sebagai risiko “risks”. - Penilaian Risiko “Risk Assessment”
Langkah ini menilai sejauh mana kejadian atau keadaan tadi dapat mengganggu pencapian tujuan. Besarnya dampak dapat dianalisis melalui dua perspektif yaitu: likelihood “kecenderungan atau peluang” dan impact/consequence “besaran dari terealisirnya risiko”. - Tanggapan Risiko “Risk Response”
Setelah itu organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Tanggapan ini dapat berupa menghindari “avoidance” risiko, mengurangi “reduction” risiko, memindahkan “sharing” risiko dan menerima “acceptance” risiko, tergantung dengan risiko yang dihadapi. - Aktivitas Pengendalian “Control Activities”
Proses ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian ini berupa pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan kekayaan organisasi, delegasi wewenang dan pemisahan fungsi dan supervisi atasan. - Informasi Dan Komunikasi “Information anda Communication”
Fokus dari langkah ini ialah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai dan tepat. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi dan komunikasi ialah kualitas informasi, arah komunikasi dan alat komunikasi. - Pemantauan “Monitoring”
Langkah terakhir ialah monitoring. Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus “ongoing” maupun terpisah “separate evaluation”. Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan “tidak relevan”.
Langkah-Langkah Manajemen Risiko
Langkah-langkah dalam manajemen risiko yaitu:
Perencanaan
Proses perencanaan ini bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk perusahaan besar misalnya perencanaan manajemen risiko membutuhkan persiapan banyak. Sedangkan perusahaan kecil mungkin hanya memerlukan beberapa spreadsheet yang fokus pada risiko dari beberapa produk.
Perencanaan ini dimulai dengan mendaftar risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian risiko mana yang mungkin terjadi dan bagaimana tingkat keberhasilan mengatasi risiko tersebut. Terakhir menentukan rencana tindakan yang akan diambil.
Tujuan perencanaan ini ialah mengidentifikasi risiko utama, memprioritasikan risiko tersebut berdasarkan kecenderungan dan dampak dan menilai seberapa efektif kendali saat ini pada risiko yang dihadapi.
Penanganan
Untuk penangan risiko kita bisa menggunakan empat cara yang sama seperti pada proses yang diberikan COSO yaitu menghindari, mengurangi, memindahkan dan menerima.
Menangani risiko dengan menghindar bisa sangat efektif bila keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan risiko yang akan diterima. Tapi strategi ini juga tidak bisa digunakan sebagai cara utama karena kita mungkin melewatkan keuntungan besar dari risiko yang kita hadapi. Jadi kita harus tahu secara jelas bagaimana karakteristik dari risiko tersebut dan telah mengujinya dengan beberapa cara lain.
Cara yang kedua ialah dengan mengurangi risiko yang diterima, cara ini bisa dibilang paling umum dan cocok pada rentang risiko yang luas. Kita tetap bisa beraktivitas seperti biasa namun dengan bahaya yang berkurang. Namun kekurangannya ialah saat kontrol kita tidak efektif risiko yang kita takutkan bisa terjadi.
Memindahkan risiko ini sering sekali kita gunakan, risiko dapat dipindahkan melalui asuransi. Properti, kendaraan, ruamh yang memiliki risiko seperti hilang, rusak atau terbakar bisa kita pindahkan risikonya ke perusahaan asuransi dengan asuransi yang kita pilih sehingga menjadi lebih aman.
Dalam kasus risiko yang ringan, langkah terbaik yang bisa kita pilih ialah menerimanya. Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecendrungan yang rendah, solusi sederhana dan murah akan lebih menguntungkan jika kita menerimanya dan melanjutkan bisnis seperti biasa.
Monitoring
Langkah terakhir yang dilakukan ialah monitoring atau mengontrol sistem yang sudah dibuat. Kontrol ini dilakukan mulai dari proses awal, apakah perlu ada modifikasi pada perencanaan atau yang lainnya. Begitu juga pada penanganan agar tetap berjalan dengan baik.
Demikianlah pembahasan mengenai Manajemen Risiko – Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Proses, Cara & Langkah. semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.