Menopause – Penyebab, Risiko, Jenis dan Faktor

Menopause – Penyebab, Risiko, Jenis dan Faktor – Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.

Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.

Pengertian Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “men” dan “pausis” yang artinya haid atau menstruasi. Hal ini merupakan akhir proses biologis dari sikslus menstruasi, dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Penurunan hormon estrogen menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini juga dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya menopause. Menopause diartikan sebagai haid terakhir, terjadinya menopause ada hubungan dengan menarche atau pertama haid, makin dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama menopause timbul “Mulyani, 2014”.

Penyebab Menopause

Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.

Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu jumlah besar dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel primodial menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun sampai nol (Guyton, 2002, p.150).

Risiko Menopause

Berikut ini terdapat beberapa faktor risiko menopause, terdiri atas:

  1. Penurunan Hormon Reproduksi secara Alami

Saat wanita mendekati usia 30-an akhir, ovarium mengalami penurunan produksi estrogen dan progesteron, hormon pengatur haid. Selama periode ini, kemampuan pematangan telur berkurang dalam ovarium setiap bulannya dan ovulasi kurang dapat diprediksi. Juga pasca-ovulasi, hormon progesteron yang mempersiapkan tubuh wanita untuk kehamilan menjadi kurang dramatis, kesuburan menurun, sebagian disebabkan oleh efek-efek hormonal.

Perubahan ini menjadi lebih parah pada wanita usia 40-an. Periode menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek, lebih berat atau ringan, dan jarang sampai akhirnya ovarium berhenti memproduksi telur. Kemungkinan besar wanita akan mengalami ketidaknyamanan dalam periode tersebut.

  1. Histerektomi

Histerektomi yang mengangkat uterus tetapi tanpa mengangkat ovarium biasanya tidak menyebabkan menopause karena ovarium masih dapat menghasilkan estrogen dan progesteron. Tetapi pada operasi pengangkatan uterus beserta ovarium (histerektomi total dan ooforektomi bilateral) menyebabkan menopause tanpa tahap transisi. Menstruasi segera berhenti dan mengalami hot flashes dan tanda-tanda dan gejala menopause lainnya. Histerektomi dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dari rata-rata.

  1. Kemoterapi dan Terapi Radiasi

Terapi kanker dapat memicu menopause, menyebabkan gejala seperti hot flashes selama pengobatan atau dalam waktu 3-6 bulan.

  1. Insufisiensi Primer Ovarium

Sekitar 1% dari wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Menopause dapat terjadi karena kekurangan ovarium primer ketika ovarium gagal untuk menghasilkan tingkat normal hormon reproduksi yang disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit autoimun.

  1. Merokok
    Terjadinya menopause terjadi 1-2 tahun lebih awal pada wanita yang merokok, dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
  2. Riwayat Keluarga

Perempuan cenderung mengalami menopause sekitar usia yang sama dengan ibu atau saudaranya, meskipun hubungan antara riwayat keluarga dan usia menopause masih perlu penelitian lebih lanjut.

  1. Tidak Pernah Melahirkan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan dapat menyebabkan menopause dini.

Jenis Menopause

Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause prematur (dini)

Menopause Alamiah

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang.

Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.

Menopause Dini

Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini.

Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.

Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.

Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

Tanda dan Gejala Menopause

Pada masa menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan yaitu:

  • Perubahan Pola Mentruasi “Perdarahan”

Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina, gejala ini biasanya akan terlihat pada awal permulaan masa menopause, perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam rentan beberapa bulan dan akhrinya akan berhenti sama sekali.

  • Rasa Panas “Hot Flush”

Gejala ini dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh. Selain terasa panas juga disertai warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas akan mengganggu pola tidur wanita sehingga wanita dengan hot flushes akan kekurangan tidur. Hot flush berlangsung dalam 30 detik sampai 5 menit. Keluhan hot flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri.

  • Keluar Keringat Di Malam Hari

Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami gejolak panas ini. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan serta keringat yang mengucur di seluruh tubuh. Rasa panas ini tidak akan membahayakan dan akan cepat berlalu.

  • Kerutan Pada Vagina

Pada vagina akan terlihat adanya perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Pada masa menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan hormon estrogen. Efek dari gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.

  • Gejala Gangguan Sistem Perkemihan

Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air kencing. Adanya efek defisiensi atau penurunan kadar estrogen pada uretra dan kandung kemih berhubungan dengan sindromuretral yang terdiri dari frekuensi, urgensi dan disurea.

  • Gejala Gangguan Somatik

Pada masa menopause detak jantung akan berdebar lebih cepat pada saat merasa gelisah, cemas, takut, khawatir dan gerogi. Selain juga wanita menopause sering kali merasa kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.

  • Penurunan Libido

Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang keinginan seksualnya. Keringat malam dapat mengganggu tidur dan kekurangan tidur dapat mengurangi energi yang lain, termasuk dalam aktivitas hubungan seksual.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi menopause

Menurut Baziad, 2008, p.116. Saat masuknya seorang dalam fase menopause sangat berbeda –beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Faktor-faktornya yaitu :

  1. Menarche (umur haid pertama kali)
    Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause.
  2. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
    Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda disbanding dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
  3. Jumlah anak
    Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang menemukan, semakin sering melahirkan.makin tua baru memasuki usia menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi kurang mampu.
  4. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB)
    Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur, kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur menopause.
  5. Merokok
    Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
  6. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
    Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatannya wanita yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibanding dengan wanita yang tinggal diketinggian <1000m dari permukaan laut.
  7. Sosial-ekonomi
    Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami.

Demikianlah pembahasan mengenai Menopause – Penyebab, Risiko, Jenis dan Faktor. semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.