Novel adalah – 17 Pengertian Menurut Para Ahli, Unsur, Ciri, Jenis, Struktur, Cara & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Novel yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, klasifikasi, ciri, contoh dan sistem ekskresi, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini.
Pengertian Novel
Novel adalah bentuk karya sastra yang paling populer di dunia, bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pandapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya.
Yaitu bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut supaya dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel ialah novel syarat utamanya ialah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri, novel yang baik ialah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya.
Tradisi novel hiburan terikat dengan pola-pola, dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tuas masyarakat menjadi manusia. Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting ialah bahwa novel memikat dan orang mau cepat-cepat membacanya.
Dalam hal ini banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.
Pengertian Novel Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian novel menurut para ahli, terdiri atas:
- Menurut Abrams “Via Nurgiyantoro, 2009:9”
Istilah novel berasal dari bahasa Itali novella yang mengandung makna harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. - Menurut Nurgiyantoro, “2009:10”
Menambahkan bahwa dewasa ini novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. - Menurut Scholes “Via Junus, 1984:121”
Novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan peristiwa nyata atau fiksional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatannya terhadap realitas. - Menurut Aristoteles “Via Hartoko, 1984:17”
Mengemukakan bahwa sastra bukanlah jiplakan dari kenyataan, melainkan sebuah ungkapan atau perwujudan mengenai universalia atau konsep-konsep umum. - Menurut Esten, “1984:9”
Dalam proses penciptaan karya sastra, seorang pengarang berhadapan dengan kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat “realitas objektif” dalam bentuk peristiwa-peristiwa, norma-norma atau tata nilai, pandangan hidup dan aspek lain dalam masyarakat. - Menurut Wellek & Warren, “1993:140”
Unsur karya sastra dapat diklasifikasikan menjadi unsur bentuk dan unsur isi. Unsur bentuk ialah semua elemen linguis yang digunakan untuk menuangkan isi ke dalam unsur fakta cerita, sarana cerita, tema sastra, sedangkan unsur isi ialah ide dan emosi yang dituangkan ke dalam karya sastra. - Menurut Sayuti, “2000:10”
Novel seringkali dipertentangkan dengan cerpen, perbedaannya ialah bahwa cerpen menitikberatkan pada intensitas, sementara novel cenderung bersifat meluas “expands”. Novel yang baik cenderung menitikberatkan pada kemunculan complexity, yaitu kemampuan menyampaikan permasalahn yang kompleks secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”, berbeda dengan cerpen yang bersifat implisit yaitu menceritakan masalah secara singkat. - Menurut Dr. Nurhadi & Dr. Dawud
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan. - Menurut Drs. Rostamaji, M.Pd
Novel adalah suatu karya sastra yang memiliki dua unsur yaitu intrinsik dan eksrinsik keduanya saling terkait sebagai pengaruh timbal balik dalam literatur. - Menurut Dra. Abdul Roni, M. Pd
Novel adalah bentuk karya sastra yang nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan dan moral. - Menurut Paulus Tukam, S.pd
Novel ialah karya sastra dalam bentuk prosa dan memiliki unsur-unsur intrinsik di dalamnya. - Menurut Agus Priantoro, S.Pd
Novel adalah karya sastra yang memiliki dua unsur, yaitu intrinsik dan ekstrinsik keduanya saling terkait sebagai pengaruh timbal balik dalam literatur. - Menurut Drs. Jakob Sumardjo
Novel adalah bentuk sastra yang sangat populer di dunia, bentuk sastra salah satu yang paling banyak beredar dan dicetak, karena masyarakat dalam yang sangat luas. - Menurut Drs. Yuni Pratiwi, M.Pd
Novel adalah sebuah bentuk sastra yang nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan dan moral. - Menurut Wikipedia
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis dalam narasi, biasanya dalam bentuk cerita. - Menurut KBBI
Novel karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. - Menurut Virginia Wolf
Novel adalah sebuah eksplorasi atau syatu kronik kehidupan, merenungkan dan melukiskannya dalam bentuk tertentu yang juga meliputi pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia.
Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah :
- Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik ini terdiri dari :
Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd).
Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
- Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain-lain, di luar unsur intrinsic. Unsur-unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
Ciri-Ciri Novel
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri novel, terdiri atas:
- Ditulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa.
- Alur ceritanya kompleks
- Jumlah kata biasanya di atas 10.000 kata
- Minimal jumlah halaman sebanyak 100 halaman
- Minimal dibaca satu buah novel 2 jam
- Skala novel lebih luas dibandingkan cerpen
- sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu dengan situasi yang digambarkan pada novel.
Jenis-Jenis Novel
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis novel, terdiri atas:
- Berdasarkan Kejadian Nyata dan Tidak Nyata
Novel fiksi adalah novel yang tidak nyata atau tidak ada kejadian di dunia. Novel ini hanya fiktif (karangan) dari pengarang. Contohnya Harry Potter.
Novel non-fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada atau ilmiah. Contohnya adalah LaskarPelangi. - Berdasarkan Genre Cerita
Novel romantis, Cerita yang digambarka ndalam novel ini berupa kasih sayang dan cinta. Contohnya Ayat-ayat cinta.
Novel horor/menyeramkan, Novel ini berisi tentang cerita yang menakutkan. Contohnya Bangku Kosong.
Novel misteri, Novel ini berisi tentang misteri. Contohnya novel Agatha Christie.
Novel komedi, Novel ini berisi tentang cerita komedi yang membuat kita ketawa. Contohya Kambing jantan.
Novel inspiratif, Berisi tentang cerita kisah inspiratif. Contohnya Negeri 5 Menara.
- Berdasarkan Isi dan Tokoh
Novel teenlit, Novel ini berisi tentang cerita remaja. Contohnya adalah novel Dealova.
Novel Chicklit, Novel ini berisi tentang cerita perempuan muda dan permasalahan yang dihadapinya. Contohnya adalah Miss Jutek.
Novel Songlit, Novel ini dibuat berdasarkan cerita dari sebuah lagu.
Novel dewasa, Novel ini berisi tentang cerita orang dewasa. Contohnya adalah novel Saman dan Larung.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Fiksi adalah
Struktur Novel
Berikut ini terdapat beberapa struktur novel, terdiri atas:
- Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada bagian awal cerita dalam novel.
- Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
- Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
- Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
- Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang sedang terjadi.
- Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.
Cara Menulis Novel
Berikut ini terdapat beberapa cara menulis novel, terdiri atas:
- Menulislah untuk orang yang kalian sayang, misalkan orang tua atau pacar atau sahabat kalian. Seperti yang saya bilang tadi jangan menulis untuk penerbit karena karya yang hebat itu terlahir dari sebuah niat tulus dari pembuatnya, contohnya Laskar pelangi yang awal niatnya hanya untuk hadiah gurunya, malah menjadi buming seperti sekarang. Sebenarnya intinya bukan itu sih, ketika kita membuat karya untuk orang yang kita sayangi maka kita akan memiliki sebuah power tambahan untuk bisa menyelesaikan karya novel kita, karena membuat novel itu butuh kesabaran, komitmen menyelesaikan dan terus berpikir kreatif untuk menemukan ide-ide baru sehingga novel yang kita buat nantinya bisa baik.
- Tulislah apa yang ada dipikiran kalian, jangan memikirkan apakah ide yang muncul di kepala itu bagus atau tidak. Kalau ada ide langsung tulis, baru kalau sudah selesai cerita yang kita buat, kita lakukan revisi dan pengeditan.
- Tetap komitmen untuk menyelesaikan novel kita. Jujur pengalaman saya membuat novel pendek sepanjang 130 halaman butuh waktu empat bulan dan pada bulan pertama novel yang saya buat terhapus dari laptop dan parahnya lagi data filenya tidak bisa direcovery akhirnya buat lagi dari awal. Karena saat itu saya membuat novel itu untuk hadiah cewek yang saya suka jadi mau gak mau harus diselesaikan. Singkat cerita novel itu jadi.
- Nah setelah cerita novel yang kita buat jadi lalu apakah harus berhenti begitu saja? Banyak penulis pemula yang setelah menyelesaikan novelnya berhenti pada tahap ini, sebenarnya hal ini adalah sebuah kesalahan.
Contoh Novel
Berikut ini terdapat beberapa contoh novel, terdiri atas:
BELENGGU
Dokter Sukartono (Tono) adalah seorang dokter yang bijaksana. la tak pernah meminta bayaran apabila mengetahui pasiennya adalah orang tidak mampu hingga ia dikenal sebagai dnkter yang dermawan. Selain itu, ia mempunyai sifat ramah : terhadap siapa saja yang dikenalnya.
Namun, karena kesibukannya sebagai dokter, Tono hampir tak mempunyai waktu untuk memberi perhatian kepada Tini (Sumartini), istrinya. Tini yang merasa tidak mendapat perhatian dari suaminya, mencari kesibukan di luar rumah. Akibat kesibukan mereka, Tono dan Tini jarang mempunyai waktu bersama-sama. Hal ini menimbulkan akibat lain, mereka tidak dapat mengkomunikasikan pikiran masing-masing. Masalah-masalah yang timbul sering hanya dipikirkan sendiri-sendiri sehingga timbul kesalahpahaman yang sering menimbulkan pertengkaran yang mewarnai rumah tangga mereka.
Pandangan Tono dan Tini juga berbeda dalam hubungan suami-istri. Tono berpendapat, tugas seorang wanita adalah mengurus anak, suami, dan segala hal yang berhubungan dengan rumah tangga. Sebaliknya, Tini menginginkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Bahkan, ia menganggap pria sebagai saingan, sekalipun terhadap suaminya. Akibat pandangannya itu, Tini melupakan tugasnya sebagai seorang istri.
Sebenarnya, penyebab utama ketidak harmonisan hubungan suami-istri itu terletak pada tidak adanya rasa saling mencintai di antara mereka. Tono memperistri Tini karena kecantikan, kecerdasan, dan keceriaan wanita itu yang dianggap pantas menjadi pendamping seorang dokter seperti dirinya. Bahkan, Tono tidak mempedulikan keadaan Tini yang tidak perawan lagi ketika menikah. Di lain pihak, Tini bersedia menjadi istri Tono karena ia ingin melupakan masa lalunya yang kurang baik. Ia berharap, dengan menjadi istri yang baik, masa lalunya yang dianggap aib dapat terhapus. Akan tetapi, aib itu selalu membayangi kehidupannya hingga menimbulkan rasa rendah diri dalam diri Tini.
Kekacauan rumah tangga Tono dan Tini diperburuk dengan hadirnya orang ketiga, yang memperkenalkan diri sebagai Nyonya Eni. Nyonya Eni sebenarnya bernama Yah (Siti Rohayah alias Siti Hayati). la seorang penyanyi keroncong dan juga seorang wanita panggilan. Dahulu, Yah adalah tetangga dan teman sekolah Tono. Diam-diam, ia mencintai Tono dan mendambakannya menjadi suaminya. Namun, kemudian, ia menjadi korban kawin paksa dan akhirnya ia melarikan diri hingga terjerumus dalam lembah kenistaan.
Ketika Yah mengetahui alamat Tono, ia berpura-pura sakit dan memanggil dokter itu. Berkat pengalamannya bertemu dan bergaul dengan banyak laki-laki, Yah dapat memikat Tono dalam pelukannya. la mengetahui kelemahan Tini yang membutakan pikiran dan perasaan terhadap keinginan laki-laki. Kemudian Yah melimpahkan kasih sayangnya. Bagi Tono, curahan kasih sayang Yah itu tak ia rasakan dari istrinya sendiri.
Kehadiran Yah bagi dokter itu, justru seolah-olah menemukan kembali kehangatan cinta yang selama ini ia dambakan. Yah menjadi curahan perasaan dan keluh-kesahnya. la mulai merasakan, sebuah cinta mulai bersemi di hatinya. Akhirnya, tempat tinggal perempuan itu menjadi rumah kedua Tono.
Lambat-laun, hubungan gelap mereka diketahui juga oleh Tini. Lalu, tanpa sepengetahuan suaminya, ia mendatangi wanita yang telah merebut suaminya. Ia penasaran, macam apakah sosok perempuan itu. “Tini mulai tertarik hatinya. Patut Tono tertarik. Tidak benar ia penyanyi keroncong, tingkah lakunya tertib. Sambil merasa heran demikian diikutinya Yah naik tangga, diturutnya ajakan Yah supaya duduk” (him. 142).
Menghadapi perilaku dan sikap Yah yang begitu santun dan tertib itu, Tini merasa malu sendiri. Perasaan marah dan cemburu yang dibawanya dari rumah, luluh sudah, dan berbalik mengagumi perempuan itu. Ia menyadari kelebihan Yah. la juga menyadari kekurangannya selama ini, telah menyia-nyiakan Tono, suaminya. Dengan ikhlas Tini menyatakan kerelaannya menerima kenyataan itu; rela Yah merebut suaminya.
Apa yang ia ketahui tentang Yah dan kenyataan yang ia hadapi dalam hubungan suami-istri, Tini kemudian membicarakan persoalan itu dengan suaminya. Betapa terkejut Tono melihat sikap istrinya yang demikian. la berusaha untuk menahan istrinya agar tetap mau bersamanya. Namun, sikap Tini tetap tak berubah. Perpisahan suami-istri itu rupanya tak terelakkan lagi. Sungguhpun berat bagi Tono untuk bercerai dari istrinya, ia sendiri tak dapat memaksakan kehendaknya. la terpaksa merelakan kepergian istrinya walaupun Tono masih tetap berharap agar hubungan mereka baik kembali. Kapan pun Tono akan tetap bersedia menerima Tini kembali.
Sekepergian sang istri, Tono bermaksud mengunjungi Yah di rumahnya. Namun, betapa terkejutnya Tono, wanita yang selalu menjadi curahan hatinya itu, kini tak ada lagi. Yah pergi ke New Caledonia. Pergi meninggalkan cinta sang dokter yang selalu mendambakan kehangatan hidup berumah tangga.
Di sana, di sebuah kapal yang membawanya ke negeri baru, Yah tercenung sendiri. “Rohayah berbalik … di sana gelap juga, tapi semangatnya tahu, di sanalah, lautan lepas, di sana dunia Iain, memang dunia baru, tapi sunyi … Tono tidak ada di sana, di New CaIedonia …” (him. 162).
Tono kini sendiri. Yah telah pergi ke dunia yang baru. Tini juga pergi ke Surabaya mengabdikan dirinya menjadi pengurus panti yatim piatu di kota itu.
Sungguhpun kini Tono sendiri, ia tidak hanyut dalam kesedihan yang berlarut-larut. la menekuni bidangnya; mengabdikan diri dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sejauh ini, para pengamat sastra Indonesia selalu menempatkan novel ini sebagai novel terpenting yang terbit sebelum perang. Sejak kemunculan yang pertama, 1940, novel ini banyak memperoleh berbagai tanggapan dan pujian. Semula novel ini ditolak oleh Penerbit Balai Pustaka karena isinya dianggap tidak sesuai dengan kebijaksanaan Balai Pustaka. Baru pada tahun 1940, penerbit Dian Rakyat-milik Sutan Takdir Alisjahbana-menerbitkan novel ini yang ternyata mendapat sambutan luas berbagai kalangan. Novel ini juga dipandang sebagai novel pertama Indonesia yang menampilkan gaya arus kesadaran (stream of consciousness).
Pada tahun 1969, novel ini memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah Indonesia. Menurut Prof. Liang Liji, dalam makalahnya “Pengajaran dan Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia di Tiongkok” yang dibawakan dalam Kongres Bahasa Indonesia V, 28 Oktober 1988, Belenggu, bersama Bila Malam Bsrtambah Malam dan Jalan Tak Ada Ujung sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Cina. Pada tahun 1989, John H. McGlynn, juga menerjemahkan Belenggu ke dalam bahasa Inggris dengan judul Shackles yang diterbitkan Yayasan Lontar, Jakarta.
Studi mengenai novel ini pernah dilakukan Ign. Sumarno (FS UGM, 1971) sebagai bahan penelitian sarjana mudanya. Penelitian yang lebih mendalam dilakukan M. Saleh Saad (FS UI, 1963), Robert A. Crawford (University of Melbourne, 1971), The Shackles of Doubt: Armijn Pane and His Art, serta J Angles (Australian National University, Canberra, 1988) berjudul “The Fiction of Armijn Pane.” Pada tahun 1982, R. Carle (RFJ, Berlin) membuat tafsiran atas novel Belenggu dalam penelitiannya yang berjudul “Die Gedankkliche Exposition des Romans Belenggu von Armijn Pane.” Pada tahun 1988, J. Djoko S. Passandaran (FKIP, Universitas Palangkaraya) meneliti novel Belenggu sebagai novel eksistensial.
Hingga kini, berbagai ulasan dan tanggapan, baik berupa makalah ilmiah maupun artikel, masih banyak yang membahas novel ini, dengan berbagai tafsiran dan sudut pandang.
Novel Belenggu yang pertama kali muncul di majalah Pujangga Baru, No. 7, 1940 ini sebenarnya ditulis Armijn Pane, tahun 1938. Pada tahun 1965, novel ini terbit dalam edisi bahasa Melayu di Kuala Lumpur dan hingga kini terus mengalami cetak ulang.
AKI
Penyakit TBC yang diidap Aki menyebabkannya seperti orang yang sudah tua. Dalam usia yang baru berumur 29 tahun, lelaki kurus kering ini tampak seperti berumur 42 tahun. Biasanya, keadaan orang seperti itu disebabkan masa mudanya yang habis dengan main perempuan jahat. Selain itu, bentuk tubuhnya yang bongkok membuat Aki menjadi bahan tertawaan yang mengasyikkan. Akan tetapi, ternyata hal itu tak dilakukan teman-temannya di kantor. Bahkan, mereka sangat hormat kepada orang yang di mata mereka adalah orang yang berhati lurus dan bertingkah wajar.
Penyakit TBC yang diderita Aki itu suatu ketika mencapai titik kritis. Puncaknya adalah ketidak bernafasan Aki untuk beberapa saat. Sebagai istri setia, Sulasmi terkejut melihat kenyataan yang menimpa suaminya. la kalap. Akan tetapi, tak lama kemudian suaminya siuman, bahkan sebuah senyum tersungging di bibirnya. Di antara senyuman itu, Aki mengatakan dengan pasti bahwa ia akan mati pada tanggal 16 Agustus tahun depan. la berharap Sulasmi mau menyediakan segala perlengkapan yang diperlukan untuk menghadapi hari kematiannya itu.
Rekan-rekan Aki di kantor menganggap lelaki itu sudah gila. Tidak terkecuali anggapan kepala kantornya. la yang sudah merencanakan kenaikan pangkat dan gaji Aki, tidak percaya kepada omongan pegawai kesayangannya itu. Diselidikinya tingkah laku lelaki itu, tetapi Aki memang tidak gila. “Di sini didapatinya Aki sedang bercakap-cakap dengan seorang bawahannya tentang pekerjaan. Sep itu seketika lamanya memperhatikan cakap Aki, tapi satu kata pun tiada menandakan bahwa Aki telah gila. la pergi ke meja Aki, diperhatikannya pekerjaan Aki yang sedang terbentang di atas meja. Pekerjaan itu tiada cacatnya” (him. 17).
Hari kematian yang dikatakan Aki telah tiba. Semua orang bersiap-siap. Akbar dan Lastri, anak-anak Aki, meminta izin tidak bersekolah. Pegawai-pegawai kantor menghiasi mobil kantor dengan bunga-bungaan. Kepala kantor berlatih menghapalkan pidato yang kelak akan dibacakan di kubur Aki. Lelaki itu sendiri memakai pakaian terbagus yang dimilikinya untuk menyambut Malaikatul maut yang akan menjumpainya pukul tiga sore nanti.
Ketika pukul tiga telah lewat, Sulasmi memberanikan diri untuk melihat suaminya. Dilihatnya mata suaminya yang tertutup rapat. Lalu, dipanggilnya nama Aki berulang-ulang, tetapi tak ada jawaban. Dengan diiringi tangis, Sulasmi berlari ke luar kamar untuk menemui orang-orang yang menungguinya. Tahulah para penunggu itu bahwa Aki telah meninggal. Saling berebut mereka masuk ke kamar Aki. Akan tetapi, mereka terkejut dan berlarian dari kamar ketika melihat Aki sedang merokok. “Tiada seorang pun yang berani mengatakan, apa yang dilihat mereka dalam kamar itu. Mereka puntang-panting lari meninggalkan rumah Aki. Dan yang belum masuk kamar, karena keinginan hendak tahu yang amat besar, menjulurkan kepalanya juga, tapi segera pun mereka lari puntang-panting keluar. Sehingga akhirnya semua pegawai itupun meninggalkan rumah Aki secepat datangnya” (him. 36).
Sulasmi bersyukur bahwa Aki tidak mati. Ternyata, Aki hanya tertidur dan tebangun karena keributan pegawai-pegawai teman sekantornya.
Entah mengapa, sejak peristiwa itu Aki selalu terlihat sehat. la tampak lebih muda dari usia yang 42 tahun. Lalu, sebagai pengganti kepala kantor yang telah meninggal tiga tahun yang lalu, ia terlihat atraktif. Bahkan, Aki kembali bersekolah di fakultas lukum, bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa yang usianya jauh di bawah Aki. Tentang hidup? Lelaki yang telah sembuh dari TBC ini ingin hidup lebih lama lagi. la mgin hidup seratus tahun lagi. Separuh hidupnya akan diabdikan sebagai pegawai dan separuh hidupnya lagi akan dipergunakan sebagai akademikus.
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, Idrus dikenal sebagai pengarang yang menampilkan gaya penulisan yang menurut H.B. Jassin sebagai kesederhanaan baru (nieuwc zakcUjheid)—Ajip Rosidi menyebut gaya ini dengan istilah gaya-menyoal-baru (nieuwe zakelijkhcids stijl) yang serba sederhana. Gaya penulisan demikian itu, umumnya tampak kuat dalam cerpen-cerpen Idrus yang paling awal.
“Yang paling baik ialah roman pendeknya yang berjudul Aki, 1950 (sic/)”. Demikian Teeuw (1980: 221) mengomentari novel Idrus ini. Selanjutnya Teeuw mengatakan, “buku kecil ini menarik terutama karena leluconnya yang ringan, yang dibiarkan berkembang sepenuhnya karena temanya yang tidak bersifat real itu.”
Dalam perjalanan novel Indonesia, tema yang ditampilkan Idrus dalam Aki memang dapat dikatakan baru. Seseorang dapat menentukan saat kematiannya yang dipercayai oleh orang-orang di sekelilingnya, adalah hal yang aneh dan lucu. jadi, ada kesan bahwa Idrus ingin mengejek orang-orang yang sangat ketakutan menghadapi kematian. Padahal, maut pasti datang tanpa seorang pun tahu kapan waktunya.
Demikianlah pembahasan mengenai Novel adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Unsur, Ciri, Jenis, Struktur, Cara & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.