Pati – Pengertian, Struktur, Fungsi, Macam, Manfaat, Sifat , Komponen dan Contoh Pati

Kembali lagi di Lazuare.com yang dimana kali ini akan membahas tentang Pati. Teman-teman mungkin sering atau jarang mendengar apa itu Pati? Untuk lebih jelasnya Lazuare.com akan menjabarkan lebih dalam lagi melalui Pengertian, Struktur, Fungsi, Macam, Manfaat, Sifat , Komponen dan Contoh Pati pada penjelasan dibawah ini!

Pengertian Pati

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI disebutkan pengertian dari pati adalah tepung halus dari endapan ubi, singkong, dan sebagainya yang diparut. Selain itu, pati juga didefinisikan sebagai hati batang sagu dan sebagainya setelah diremas-remas dengan air.

Sementara itu menurut Jacobs dan Delcour (1998), pengertian pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa dan terdiri dari amilosa dan amilopektin.

Barangkali tidak ada satu senyawa organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman seperti halnya pati. Dalam jumlah besar, pati dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penympanan sementara dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi. Pati merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Claus, et al., 1970).

Pati berbentuk granula atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan yang karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk granula seringkali khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat digunakan untuk identitas tanaman asalnya (Claus, et al., 1970).Secara umum pati terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut dalam air (amilopektin).

Amilosa merupakan molekul yang lurus, terdiri dari 250 sampai 300 satuan D-glukopiranosa dan dihubungkan secara seragam oleh ikatan alfa-1,4-glukosida yang cenderung menyebabkan molekul tersebut dianggap berbentuk seperti uliran (helix). Amilopektin terdiri dari 1000 atau lebih satuan glikosa yang kebanyakan juga dihubungkan dengan hubungan alfa-1,4. Namun terdapat juga sejumlah hubungan alfa-1,6 yang terdapat pada titik-titik percabangan. Jumlah hubungan semacam ini terdapat kurang lebih 4% dari jumlah hubungan atau satu untuk setiap 25 satuan glukosa.

Struktur Pati Pada Tumbuhan

Amilosa berhubungan dengan polimer rantai normal dengan lebih dari 1000 molekul α-glukosa bergabung melalui ikatan α-1,4′-glikosidik dan hadir dalam proporsi 20 hingga 30%. Amilopektin, di sisi lain, terdiri dari rantai panjang unit α-glukosa yang panjang dan sangat bercabang yang bergabung antara ikatan α-1,4′-glikosidik. Percabangan adalah hasil dari ikatan silang antara nomor karbon 1 dalam satu unit glukosa dan nomor karbon 6 di unit lain (ikatan α-1,6′-glikosidik). Amilopektin sesuai dengan sisa 70 hingga 80% pati.

Pati dalam hal ini merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuha-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia. Untuk komposisi amilosa dan amilopektin berbeda 5 dalam berbagai makanan yang mengandung pati. Amilopektin pada umumnya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.

Sebagian besar pati ini mengandung antara 15% dan 35% amilosa. Dalam butiran pati, rantai-rantai amilosa dan amilopektin tersusun dalam bentuk semi kristal, yang menyebabkan tidak larut dalam air dan memperlambat pencernaannya oleh amilase pankreas. Bila dipanaskan dengan air, struktur kristal rusak dan rantai polisakarida akan mengambil posisi acak. Hal ini yang menyebabkan mengembang dan memadat “gelatinasi”, cabang-cabang dalam amilopektin yang terutama dapat menyebabkan pembentukan gel yang cukup stabil.

Dalam proses pemasakan pati di samping menyebabkan pembentukan gel juga dapat memecah sel, yang sehingga memudahkan pencernaannya. Dalam proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisa menjadi glukosa. Butiran pati sama sekali tidak larut dalam air dingin dan pada pemanasan butiran pati tiba-tiba mulai menggembung pada suhu penggelatinan. Umumnya pati dengan butiran besar menggembang pada suhu lebih rendah dari pada pati berbutir kecil. Suhu penggembungan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, pH, laju pemanasan, praperlakuan, adanya garam dan gula.

Fungsi Pati

Suatu jenis karbohidrat kompleks, pati ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk kentang dan biji-bijian. Pati terurai menjadi glukosa dalam tubuh Anda, menyediakan sumber energi yang lebih bertahap untuk proses tubuh Anda daripada karbohidrat sederhana, seperti gula rafinasi. Karbohidrat, seperti pati, menyediakan sebagian besar bahan bakar untuk tubuh Anda, jadi karbohidrat merupakan bagian penting dari asupan kalori Anda.

Dalam hal fungsi diet, satu-satunya tujuan pati adalah berubah menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi bagi tubuh Anda. Glukosa adalah bentuk karbohidrat yang dapat digunakan untuk tubuh Anda. Glukosa beredar di seluruh tubuh Anda dalam aliran darah Anda, dan diambil oleh sel-sel dan digunakan sebagai sumber bahan bakar. Glukosa digunakan untuk memberi daya pada semua fungsi tubuh Anda, dan itu adalah sumber energi utama untuk otak dan sistem saraf Anda.

Pati adalah homopolisakarida, yang berarti bahwa molekulnya terdiri dari pengulangan monomer tunggal. Ini adalah karbohidrat cadangan energi dalam jaringan tanaman. Sebagian besar sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk mensintesisnya, ditemukan dalam butiran intraseluler: dalam kloroplas sebagai pati asimilasi; dan cadangan pati dalam leukoplast, daun, biji, buah-buahan, akar, dan terutama pada batang jenis umbi. Contoh makanan dengan banyak pati: jagung, gandum, beras, kentang, singkong, dan lainnya.

Macam-Macam Pati

  • AMYLUM ORYZAE (Pati Beras)
  • AMYLUM MAYDIS (Pati Jagung)
  • AMYLUM TRITICI (Pati Gandum)
  • AMYLUM MANIHOT (Pati Singkong)
  • AMYLUM MARANTAE (Pati Garut)
  • AMYLUM SOLANI (Pati Kentang)

Manfaat Pati

Pati, disebut juga pati, adalah karbohidrat umum dalam makanan manusia sebagai makanan pokok untuk kebutuhan energi utama tubuh. Pati dipecah di dalam tubuh manusia dan secara bertahap memberikan sumber energi sebagai sumber bahan bakar di dalam tubuh.

Glukosa beredar ke seluruh tubuh dalam aliran darah dan kemudian sel mengeluarkannya dan menggunakannya sebagai bahan bakar. Glukosa memelihara semua fungsi tubuh manusia, termasuk otak dan sistem saraf manusia.

Sumber makanan yang mengandung pati tinggi seperti kentang, jagung, nasi, ubi jalar, singkong, gandum, pisang, kacang polong, kacang-kacangan, dan lain-lain. Banyak produk tepung yang dihasilkan dari tanaman umbi-umbian seperti tapioka dan tepung yang dibuat dari tepung singkong. Sumber makanan juga dapat diuji kandungan pati dan glukosa dengan cara yang sederhana.

Manfaat tepung tepoka dapat meningkatkan sel darah burung merak, memperkuat kepadatan tulang dan otot, menjaga kesehatan sistem pencernaan, serta menghilangkan lemak trans dan natrium.

Sampai saat ini, pemanfaatan pati sendiri masih sangat terbatas. Hal ini dikarenakan secara fisik dan kimia, sifat pati kurang sesuai untuk penggunaan secara luas. Oleh karenanya, pati bisa ditingkatkan nilai ekonominya ketika ia diolah dengan memodifikasi sifat-sifatnya baik secara fisik, kimia, maupun kombinasi keduanya (Liu et al. 2005).

Pemanfaatan pati biasanya dibedakan menurut ukuran butirannya.

1. Butir amilum atau pati kecil

Pati dengan ukuran butiran kecil biasanya dimanfaatkan sebagai stabillisator pada backing powder, aerosol, industri tekstil, dan juga pada industri kosmetik. Selain itu, pati jenis ini juga dimanfaatkan untuk menghasilkan tinta printer, biodegradable film (misalnya untuk kantong sampah dan tas belanja), serta untuk pupuk pertanian.

2. Butir amilum atau pati besar

Sifatnya yang mudah mengembang dan memiliki viskositas tinggi membuat butir amilum besar bisa dimanfaatkan sebagai makanan. Selain itu, pati jenis ini juga berperan dalam mempengaruhi sifat-sifat makanan, misalnya untuk mengawetkan pasta, saos, dan pudding.

Sifat Karakteristik Pati

PATI (starch) merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan (alfa)-1,4-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan (alfa)-1,4-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan (alfa)-1,6-glukosida.

Amilosa bersifat sangat hidrofilik, karena banyak mengandung gugus hidroksil. Maka, molekul amilosa cenderung membentuk susunan paralel melalui ikatan hidrogen. Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel, meski konsentrasinya tinggi. Karena itu, molekul pati tidak mudah larut dalam air. Berbeda dengan amilopektin yang strukturnya bercabang, pati akan mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air.

Pati merupakan komponen terbesar yang terdapat pada singkong, beras, sagu, jagung, kentang, talas, dan ubi jalar. Pemanfaatan pati sebagai bahan baku di kalangan industri berupa produk makanan dan obat-obatan. Khusus untuk industri makanan, pati sangat penting untuk pembuatan makanan bayi, kue, pudding, bahan pengental susu, permen jelly, dan pembuatan dekstrin.

Salah satu sifat pati adalah tidak larut dalam air dingin, karena molekulnya berantai lurus atau bercabang tidak berpasangan, sehingga membentuk jaringan yang mempersatukan granula pati. Selain itu, kesulitan dalam penggunaan pati adalah selain pemasakannya memakan waktu yang cukup lama, pasta yang terbentuk juga cukup keras. Karena itu pati tersebut perlu dilakukan modifikasi agar diperoleh sifat-sifat yang cocok untuk aplikasi tertentu. Dengan demikian, pati memiliki kegunaan yang lebih banyak pada industri makanan.

Komponen Pati

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.

  • Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
  • Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6- glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).

Contoh Pati

Gunakan Pati Singkong
Penelitian ini bersifat eksperimental murni yang dilakukan di laboratorium yang sering disebut The True Experimental Research.

Bahan yang digunakan adalah pati yang diekstrak dari singkong, khitosan yang disintesis dari limbah cangkang udang, asam asetat encer, HCl 1,25 N, NaOH 3,5 persen dan 60 persen, gliserol, aquades. Peralatan yang digunakan adalah grander, blender, seperangkat alat gelas, bejana, pemanas elektrik, termometer, cetakan PE, oven, tenso lab (mesdan), mikroskop elektrik (EM 30 µm/nikon HFX-DX).

Mekanisme penelitiannya dimulai dengan ekstraksi pati singkong dengan aquades, disaring, diendapkan, dan dikeringkan. Lalu perlakuan terhadap pati menggunakan pentanol-1. Pati kering 50 gr dilarutkan dalam blender berisi pentanol-1 50 ml, proses isolasi berlangsung 5 menit.

Proses polimerisasi campuran amilosa dan amilopektin tersebut dimulai dengan pemanasan suhu 80-90 0C dengan penambahan aquades 300 ml, sampai terbentuk biopolimer, lalu dicampur gliserol (plasticizer, Red), diaduk 3 menit, dicetak dalam cetakan PE, dioven dua hari (2 x 24 jam) pada suhu 45 0C, selanjutnya dilepaskan dari cetakan dan dikondisikan dalam suhu kamar atau ruangan selama 24 jam. Film plastik biodegradable siap dianalisis dan diuji.

Demikianlah pembahasan tentang PATI pada tumbuhan yang dijabarkan melalui Pengertian, Struktur, Fungsi, Macam, Manfaat, Sifat , Komponen dan Contoh Pati. Semoga dapat bermanfaat buat teman-teman dalam dunia pendidikan atau maupun kehidupan sehari-hari. Terimah kasih