Sampah – Pengertian, Jenis, Sumber dan Dampak

Sampah – Pengertian, Jenis, Sumber dan Dampak – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Sampah yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, perkembangan, jenis, komposisi, sumber, dampak, cara dan hasil olahan, untuk lebih memahami dan mengerti simak ulasan dibawah ini.

Pengertian Sampah

Sampah adalah bahan sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah diklasifikai oleh manusia menurut derajat kegunaanya, dalam proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, hanya produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam berlangsung. Namun, karena dalam kehidupan manusia, lingkungan didefinisikan konsep limbah dapat dibagi menurut jenis.

Jenis-Jenis Sampah

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis sampah, terdiri atas:

  1. Berdasarkan Sumbernya
    terdiri atas:

Human erecta
Human erecta merupakan istilah bagi bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia sebagai hasil pencernaan.Tinja ( faeces ) dan air seni ( urine ) adalah hasilnya. Sampah manusia ini dapat berbahaya bagi kesehatan karena bias menjadi vektor penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Sewage
Air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik termasuk dalam sewage. Limbah cair rumah tangga umumnya dialirkan ke got tanpa proses penyaringan, seperti sisa air mandi, bekas cucian, dan limbah dapur. Sementara itu, limbah pabrik perlu diolah secara khusus sebelum dilepas kea lam bebas agar lebih aman. Namun, tidak jarang limbah berbahaya ini disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyaringan.

Refuse
Refuse diartikan sebagai bahan sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse inilah yang popular disebut sampah dalam pengertian masyarakat sehari-hari. Sampah ini dibagi menjadi garbage ( sampah lapuk ) dan rubbish ( sampah tidak lapuk dan tidak mudah lapuk ).

Sampah lapuk ialah sampah sisa- sisa pengolahan rumah tangga atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan, seperti sayuran. Sementara itu, sampah tidak lapuk merupakan jenis sampah yang tidak bias lapuk sama sekali, seperti mika, kaca, dan plastik. Sampah tidak mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai, tetapi bisa hancur secara alami dalam jangka waktu lama. Sampah jenis ini ada yang dapat terbakar ( kertas dan kayu ) dan tidak terbakar ( kaleng dan kawat ).

Industrial waste
Industrial waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.

  1. Berdasarkan Sifatnya
    terdiri atas:

Sampah organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah basah dan sampah kering.

Sampah anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun.

Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun, tidak menutup kemungkinan sampah yang mengandung jenis racun lain yang berbahaya.

  1. Berdasarkan Bentuk
    Sampah adalah bahan baik padat atau cair yang tidak lagi digunakan dan dibuang. Menurut bentuk limbah dapat dibagi sebagai:

Limbah padat
Limbah padat adalah bahan limbah selain kotoran manusia, urine dan limbah cair. Mungkin termasuk limbah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, logam, kaca dan lain-lain.

Sampah cair
Limbah hitam: (kotoran manusia) adalah istilah yang digunakan untuk hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Kotoran manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana pengembangan) penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Salah satu perkembangan utama dalam dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui kotoran manusia dengan cara higienis hidup dan sanitasi. Termasuk pengembangan teori pipa distribusi (pipa). Kotoran manusia dapat dikurangi dan digunakan kembali misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah Konsumsi
Sampah sampah konsumsi yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain, adalah sampah dibuang ke tempat sampah. Ini adalah tempat sampah orang biasa. Namun demikian, jumlah sampah kategori ini masih jauh lebih kecil dari limbah yang dihasilkan dari pertambangan dan proses industri.

Limbah radioaktif
Limbah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir uranium dan thorium menghasilkan sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan manusia.

Oleh karena itu, limbah nuklir disimpan dalam tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang ditunjuk tempat biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (meskipun jarang, tapi kadang-kadang masih melakukannya).

Sumber Sampah

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisipinan mengenai kebersihan dapat menciptakan suasana semrawut akibat timbunan sampah. Begitu banyak kondisi tidak menyenangkan akan muncul. Bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan berbagai penyakit siap menghadang di depan mata. Tidak cuma itu, peluang pencemaran lingkungan disertai penurunaan kualitas estetika pun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat.

Pada musim hujan, sampah terlantar ini menjadi momok paling menakutkan. Tumpukan sampah yang tidak tertangani dengan baik bisa menyumbat saluran drainase. Pembuangan sampah di sembarang tempat, terutama sungai, akan menghambat laju air hujan dipermukaan sehingga aliran hanya terfokus pada satu titik saja. Ketika curah hujan tinggi, kondisi semacam ini bisa mengakibatkan banjir. Bahkan, Jakarta sebagai ibukota negara pun tidak pernah lepas dari kondisi tersebut. Hampir setiap tahun kota impian para pendatang ini dikunjungi banjir.

Ketakutan hadir tidak hanya kala banjir melanda, tetapi juga ketika iringan situasi pasca banjir tiba. Kelaparan, penyakit, pengangguran, dan masalah sosial lainnya menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Walaupun telah ’ berpengalaman’ menghadapi situasi sama setiap tahun, tampaknya inti masalah akibat sampah ini belum pula memperoleh penyelesaian terbaik.

Sampah memang bukan perkara mudah. Tidak hanya di perkotaan padat penduduk, pedesaan, atau lokasi lain pun tidak terlepas dari persoalan ini. Sumber permasalahan sampah selalu hadir, baik di tempat pembuangan sementara(TPS), tempat pembuangan air(TPA), maupun saat pendistribusiaannya.Berikut beberapa faktor penyebab penumpukan sampah:

  • Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tamping TPA sehingga melebihi kapasitasnya.
  • Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur oleh pengunaan lain.
  • Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk menganggut sampah kurang efektif.
  • Fasilitas pengakutan sampah terbatas dan tidak mampu menganggut seluruh sampah.
  • Teknologi pengolaan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.
  • Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera dikelurkan dari tempat penampugan sehingga semakin mengulung.
  • Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat sering membuang sampah disembarang tempat sebagai jalan pintas.
  • Kurangnya sosialisai dan dukungan pemeritah mengenai pengelolaan dan pengolalahan sampah serta produknya.
  • Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat.
  • Manajemen sampah tidak efektif. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman terutama bagi masyarakat sekitar.

Dampak Sampah

Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

  1. Dampak Bagi Kesehatan
    Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

  • Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
  • Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
  • Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
  • Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
  1. Dampak Terhadap Lingkungan
    Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Social Dan Ekonomi

Terdiri atas:

  • Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
  • Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
  • Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
  • Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
  • Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

Cara Mengatasi Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.

Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.

Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula.

Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.

Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.

Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

Demikian Pembahasan Tentang Sampah – Pengertian, Jenis, Sumber dan Dampak.Semoga Bermanfaat Buat Para Sahabat Setia Lazuare.Com